Agar Tak Ada Efek Samping, Dokter Bagi Kiat Mencoba Kosmetik Baru

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi mencoba produk kosmetik. Boldsky

Ilustrasi mencoba produk kosmetik. Boldsky

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sebagian orang mungkin masih bingung menentukan produk kosmetik yang baru digunakan, apakah cocok untuk kulit atau tidak. Dokter spesialis kulit sekaligus Direktur Riset dan Pengembangan PT Paragon Technology & Innovation, dr. Sari Chairunnisa, SpKK., mengatakan hasil atau efek suatu produk tergantung pada bahan dan masalah kulit.

Dia menganjurkan untuk mengamati kulit hingga beberapa bulan setelah pemakaian produk.

"Bisa menilai harus evaluasi dua minggu kah, sebulan kah, cocok atau tidak secara medis, iritasi ada dalam hitungan jangka waktu yang terlihat, misal terasa panas. Tetapi ada iritasi yang late on set, misal baru enam minggu," ujarnya.

Artikel terkait:
Waspadai Dampak Buruk Kosmetik yang Mengandung Steroid
5 Tips Kenali Kosmetik Ilegal dan Apa Bahayanya

Sari menekankan, cepat atau lambatnya muncul iritasi tergantung kadar iritan bahan. Semakin tinggi kadarnya, semakin cepat muncul efeknya, seperti panas dan gatal.

Selain iritasi, biasanya produk yang tak cocok untuk kulit juga menimbulkan keluhan lain, seperti komedo, bruntusan, sampai kering atau agak merah hingga perih.

"Amannya diberhentikan dulu. Lalu, ketika kulit sudah mereda, kita bisa saja cek produk di belakang telinga dulu atau punggung tangan. Setidaknya untuk keluhan terasa panas, perih, kering bisa terkover dengan metode itu," kata Sari.

Dia biasanya menganjurkan pasiennya mengaplikasikan produk yang baru dibeli pada malam hari selama tiga hari berturut-turut untuk melihat ada atau tidaknya efek samping.

Baca juga:
Kebiasaan Remaja Saat Pilih Kosmetik: Ikut-ikutan Teman
Lika-liku Sampai Jadi Kosmetik Halal dan Baik

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."