Menulis Bisa Jadi Cara untuk Ibu Bekerja Atasi Kecemasan Berlebih

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi wanita karier atau bekerja. shutterstock.com

Ilustrasi wanita karier atau bekerja. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sebagian ibu baru menghadapi tantangan dari sisi psikologis. Misalnya mengalami rasa cemas berlebihan untuk membagi waktu, antara urusan anak dan rumah tanggam bersikap profesional saat bekerja, dan waktu untuk dirinya sendiri.

Baca juga: Alasan Ibu Bekerja Sangat Rentan Stres

Psikolog klinis dari Universitas Indonesia, Dessy Ilsanty mengatakan untuk mengatasi rasa cemas berlebihan, ibu bisa mengawalinya dengan mengevaluasi diri apa yang sebenarnya dirasakan. “Kadang ketika perempuan merasa cemas berlebihan ada dua kemungkinan penyebabnya. Bisa jadi itu disebabkan hal-hal yang realistis atau hanya didorong perasaan parno," ujarnya. 

Dia menyarankan untuk menuliskan hal-hal yang membuat cemas. Setelah itu, komunikasikan hal-hal tersebut dengan suami untuk mencari solusi bersama. "Bila ketika menulis penyebab kecemasan yang hanya didorong reaksi berlebihan, segera kesampingkan. Tidak selayaknya dipikirkan atau dikaji kembali,” ujar Dessy.

Saat menuliskan solusi dari hal-hal yang dicemaskan, buatlah berbagai alternatif solusi. Agar tergambar di pikiran dan bisa langsung diterapkan ketika mengalami kendala dengan salah satu solusi. 

Selain menulis dan mencari solusi bersama, ibu baru juga jangan terlalu menghakimi diri sendiri. “Tanamkan pemikiran bahwa Anda adalah ibu yang baik. Terus berusaha ketika membuat kesalahan. Tidak perlu tertekan karena satu kesalahan, segera perbaiki. Ketika baru melakukan sesuatu, setiap manusia berpeluang membuat kesalahan dan itu bagian dari proses belajar,” jelas Dessy.

Sementara itu, dari sisi eksternal support system ibu baru yang bekerja juga berperan penting dalam mengatasi rasa cemas berlebihan. Jangan takut untuk meminta bantuan kepada orang tua atau teman. “Bantuan ini bersifat masukan dari pengalaman yang sudah mereka lalui. Namun perlu diingat, jangan terlalu terbebani bila menemui perbedaan cara pandang. Berpikirlah secara jernih dan diskusi dengan suami sebagai partner dalam membesarkan anak. Jangan sibuk sendiri di alam pikiran, sebab akan bermacam-macam imajinasi realistis yang muncul penyebab cemas berlebihan,” tandas Dessy.

SILVY RIANA PUTRI

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."