Dokter Ungkap Manfaat Ikan untuk Penderita Stroke dan Jantung

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
ilustrasi ikan tuna (pixabay.com)

ilustrasi ikan tuna (pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Saat badan menjadi gemuk, lemak kerap dituding sebagai biang keladi. Di sisi lain, masih banyak salah kaprah seputar lemak yang dikonsumsi. Salah satunya, asumsi bahwa lemak yang menyebabkan perut buncit berfungsi sebagai zat antiinflamasi alias menangkal peradangan organ dalam tubuh.

Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit YPK Mandiri Jakarta, Silvia Anita, S.Gz., menjelaskan, "Sebenarnya bukan lemak di perut yang berfungsi sebagai antiradang, melainkan makanan yang mengandung lemak, tidak seluruhnya jahat. Ada lemak makanan yang mengandung zat antiinflamasi. Alpukat misalnya, mengandung lemak tidak jenuh tunggal dan ganda. Selain alpukat, ada minyak zaitun, ikan tuna, ikan salmon, dan kacang-kacangan."

Artikel terkait:
Ikan Pari Makanan Super Kaya Protein, Pas untuk Membentuk Otot
Resep Ikan Pari Daun Pisang, Mudah Dibuat dan Lezat

Banyak yang meyakini mengonsumsi ikan baik untuk kesehatan. Ikan disebut baik untuk penderita stroke dan jantung. Silvia membenarkan hal tersebut.

"Ikan juga mengandung omega 3 yang bersifat melebarkan pembuluh darah," jelasnya.

Jenis lemak lain yakni lemak jenuh dan lemak trans. Keduanya tidak dianjurkan para dokter. Kedua lemak ini terdapat di mayones dan whipped cream.

Baca juga:

Hindari Ikan Makarel Kalengan, Coba Resep Ikan Makarel Berikut
Daripada Tidak Makan Malam, Lebih Baik Pilih Makanan yang Tepat

Lemak trans biasanya ada di makanan kalengan. Maka saat hendak membeli makanan dalam kaleng, Silvia mengimbau untuk mengecek ada atau tidak kandungan lemak trans.

"Kalau ada sekian persen, saya kurang rekomendasikan karena itu lemak jahat yang memicu plak dan penyempitan pembuluh darah. Anda mesti mengonsumsi dengan sangat bijak," paparnya.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."