Bila ada anggota keluarga atau teman yang sakit kanker, Siti Annisa mengatakan, Anda harus mengerti kalau pasien mungkin akan menunjukkan reaksi di luar dugaan. Jika reaksi dari pasien kanker tidak seperti yang diharapkan, Anda harus bisa menghargai perasaan dia dan jangan sampai salah cara menanyakan atau menyampaikan sesuatu.
"Kita juga harus membuka diri. Memang terkadang ada rasa sulit atau takut untuk memulai komunikasi. Padahal, sebaiknya posisikan hubungan kita dengan pasien sesuai dengan hubungan sebelumnya," ujar Siti Annisa. Mulailah interaksi dengan pertanyaan, kemudian berikan waktu dan kesempatan kepada pasien untuk menjawab.
Hal-hal yang sebaiknya dilakukan adalah menghargai kesedihan pasien dan apresiasi kemajuannya. Pasien kanker juga perlu diberi kesempatan untuk menolong orang lain, mengingatkan kalau dia juga masih dibutuhkan. Hargai kekuatan pasien dalam menghadapi kecemasan dan beri tahu kalau perasaan tersebut bukanlah suatu yang aneh.
"Jangan membuat pasien menjadi cemas," kata Siti Annisa. "Boleh menghibur, tetapi jangan lebay dan jangan sampai sok tahu." Namun dari semua itu, hal paling penting adalah membangun kepercayaan antara kalian berdua.
Artikel lainnya:
Kenali Gejala Kanker Limfoma Hodgkin, Penyebab Kematian Nomor 6