Mengenal Perawatan Paliatif untuk Penderita Kanker

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi Kanker. shutterstock.com

Ilustrasi Kanker. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menunjukkan data kenaikan jumlah pasien kanker sebanyak 7 juta orang setiap tahun, dan dua per tiga diantaranya adalah pasien dari negara-negara berkembang.

Baca juga:
4 Cara Deteksi Dini Kanker Serviks
Melly Goeslaw : Kanker Payudara Pelajaran Buat Laki - laki

Di Indonesia, penyakit kanker telah menjadi masalah kesehatan yang harus diwaspadai. Sebab, setiap tahun diperkirakan terdapat 100 kasus baru per 100 ribu penduduk. Dengan sekitar 240 juta penduduk, Indonesia memiliki sekitar 240 ribu pasien kanker baru setiap tahunnya.

Tidak hanya itu, banyak pasien kanker yang mengetahui kondisinya saat sudah masuk stadium lanjut. Dengan begitu, angka kesembuhan dan harapan hidup pasien kanker bisa lebih parah dibanding pasien pada stadium dini. Karena itu, perawatan paliatif menjadi penting untuk membantu pasien memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

"Perawatan paliatif dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga yang berhadapan langsung dengan penyakit tersebut, baik secara fisik, psikososial, ataupun spiritual," kata Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Aru Wisaksono Sudoyo di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat 24 Agustus 2018. Sementara saat ini, masih banyak rumah sakit di Indonesia yang fokus pada kesembuhan pasien secara medis, namun tidak memikirkan kualitas kehidupan pasien dan keluarganya.

Metode perawatan paliatif merupakan jenis perawatan yang belum banyak dikenal masyarakat. Berasal dari kata palliate, yang berarti mengurangi keparahan tanpa menghilangkan penyebab, perawatan palliatif merupakan cara meringankan dan mengurangi penderitaan.

Perawatan paliatif telah menjadi satu kesatuan dari pendekatan terapeutik terhadap pasien tidak menular, seperti kanker. Perawatan ini juga tidak perlu dilakukan di rumah sakit, namun juga bisa dilakukan di rumah untuk memberi suasana yang lebih menenangkan, menyenangkan, dan positif. Pasien bisa dikelilingi oleh keluarga dan pemandangan yang lebih baik dibanding selalu dikelilingi dengan dinding rumah sakit dan peralatan medis.

"Harus diingat kalau paliatif itu bukan pengobatan untuk menyembuhkan tapi meringankan sebelum, saat, dan setelah terapi. Dari rumah juga bisa mendapatkan perawatan paliatif," ujar Nadia Ayu Mulansari, dokter spesialis penyakit dalam yang juga Konsultan Hematologi-Onkologi Medik dari Persatuan Hematologi - Onkologi Medik Ilmu Penyakit Dalam Indonesia atau Perhompedin.

Yayasan Kanker Indonesia atau YKI juga sudah mengadakan program perawatan paliatif yang dapat membantu pasien kanker dan keluarganya di rumah. Walau baru memiliki perawat untuk pasien di DKI Jakarta dan sekitarnya, YKI sudah melakukan pelatihan di berbagai daerah lainnya di Indonesia untuk tata laksana perawatan paliatif.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."