Common Cold, Satu Penyakit yang Bolak-balik menyerang Anak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi anak sakit. shutterstock.com

Ilustrasi anak sakit. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Anak tiba-tiba demam, pilek, atau badannya panas, dan kondisi ini bisa terjadi beberapa kali dalam periode tertentu. Sebagian orang tua menganggap anak mereka terkena flu. Padahal bukan itu penyakitnya.

Baca juga:
Sandra Dewi Bahagia Anaknya Sudah Bisa Bilang Mama
Bunda, Ini Kiat Agar Anak Paham Bahaya Peralatan Listrik di Rumah

Dokter spesialis anak Darmawan Budi Setyanto mengatakan gejala pilek serta panas tinggi pada anak bukanlah flu. "Di dunia medis, istilahnya adalah selesma atau common cold. Flu itu satu virus, sedangkan selesma terjadi karena ada 100 virus yang muncul," kata Darmawan Budi Setyanto di acara Merck Pediatric Forum 2018 di Hotel Sheraton, Gandaria, Jakarta Selatan.

Penyakit salesma atau common cold ini berasal dari 100 virus yang menyerang tubuh, dan salah satunya adalah virus flu. Selesma menyerang hidung dan tenggorokan. Gejalanya termasuk bersin, ingus keluar hingga hidung tersumbat. "Ini infeksi hidung dan sekitarnya. Radang terjadi di hidung sampai tenggorokan," ucap Darmawan.

Ilustrasi anak sakit. shutterstock.com

Selesma terbilang wajar terjadi di kalangan anak-anak. Menurut Darmawan, seorang anak bisa terkena selesma sebanyak enam hingga delapan kali dalam setahun. Penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya. "Tidak ada obat yang efektif karena ada 100 virus di selesma. Ini self-limited disease alias bisa membaik dengan sendirinya," kata dokter spesialis anak Wahyuni.

Meski begitu orang tua tetap harus waspada. Sebab seiring salesma, anak bisa terkena penyakit lain seperti rinitis jika mengalami panas tinggi atau pilek berat sejak awal dan tidak kunjung sembuh atau justru kian memburuk dalam tempo 10 hari. Karena itu, pantau terus keadaan anak saat sakit dan berkonsultasi kepada dokter.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."