Hijab Bermotif Laku Keras bak Pisang Goreng pada Lebaran 2018

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi kerudung (hijab). ANTARA/Saiful Bahri

Ilustrasi kerudung (hijab). ANTARA/Saiful Bahri

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Momentum hari raya Idul Fitri mendorong peningkatan permintaan hijab dari para wanita muslimah yang ingin tampil berkerudung di Hari Kemenangan.

Tak herah hijab pun menjadi salah satu kebutuhan yang paling diburu. Ada beberapa pertimbangan pembeli untuk memilih jenis hijab. Pemilik kios Nita Kerudung di Thamrin City Jakata, Yuli, mengatakan menjelang Lebaran 2018 permintaan hijab segi empat sangat tinggi, terutama yang bermotif.

"Jelang Lebaran (permintaan) bisa dua kali lipat hari biasa," katanya.

Baca juga:
Mau Silaturahmi Lebaran kok Ada Jerawat, Ini Cara Menyamarkannya
Arus Mudik Lebaran 2018, Simak Tips Mudik Sehat dari Dokter
Syahrini Senang Pakai Hijab saat Lebaran, Ini Alasannya
Kiat Berdandan Kilat ala Rossa di Hari Lebaran

Menurutnya, pembeli mencari motif terbaru atau yang tengah tren saat ini. Dari sisi bahan, pembeli lebih memilih bahan satin atau polikatun. Hijab tersebut merupakan hasil impor dari negara seperti India, Turki, dan Cina.

Seorang karyawan toko Syifa Kembar Scarf mengatakan orang mencari hijab pertama kali menanyakan motifnya terlebih dulu. Kenaikan penjualan hijab sangat signifikan pada bulan Ramadan atau menjelang Lebaran. Besarannya bisa mencapai sekitar 80 persen.

"Sekali beli bisa sampai dua kodi. Biasanya dari luar Jawa, tetapi eceran juga banyak," tuturnya.

Berdasarkan pantauan, sejumlah kios memang diserbu oleh para pengunjung menjelang Lebaran. Tak sedikit dari mereka yang kemudian membeli kerudung lebih dari satu kantung.

Hijab segi empat memang lebih banyak dilihat oleh pengunjung. Selain hijab bermotif, hijab segi empat polos juga menjadi sasaran.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."