Kiat Dua Pendaki Seven Summits Genjot Fisik, Bawa Beban 40 Kg

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Fransiska Dimitri dan Mathilda Dwi Lestari berhasil mencapai puncak Everest. instagram.com

Fransiska Dimitri dan Mathilda Dwi Lestari berhasil mencapai puncak Everest. instagram.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari, yang dikenal dengan panggilan Didi dan Hilda, telah menunjukkan pada dunia kekuatan wanita Indonesia. Mereka menjadi dua wanita Indonesia pertama yang berhasil menyelesaikan ekspedisi The Seven Summits, atau ekpedisi pendakian tujuh gunung paling tinggi di dunia.

Pencapaian yang membanggakan ini tentunya bukan suatu hal yang mudah untuk dicapai. Keduanya yang baru pulang dari puncak gunung tertinggi di dunia, Gunung Everest, dengan ketinggian 8.848 meter di atas permukaan laut (mdpl), pada 1 Juni 2018, menceritakan persiapan fisik yang harus mereka lakukan untuk ekspedisi ini.

Baca:
Seven Summits, 2 Mahasiswi Unpar Berangkat Mendaki Gunung Everest
Fransisca Dan Mathilda Target Summit Everest Sebelum Sarjana
Sebelum Duo Srikandi, Ini Pendaki Indonesia Seven Summiters Lain
Mahasiswi Pendaki Gunung Asal Unpar Lanjut Taklukkan Seven Summit  

Didi dan Hilda masuk ke organisasi Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Katolik Parahyangan (Mahitala Unpar), dan sudah melakukan persiapan Seven Summits ini dari 2014. Mereka melakukan pelatihan intensif selama 5 bulan sebelum pergi mendaki gunung pertama, Carstensz Pyramid, di Papua (4.884 mdpl).

“Biasanya itu kita 5 bulan sebelumnya rutin setiap hari dan dalam satu minggu ada satu hari istirahat. Dua bulan basic fitness, sudah semakin dekat lebih spesifik lagi. Satu bulan sebelum berangkat sudah dituruni lagi porsinya, supaya badan tidak terlalu capek dan mengurangi risiko cedera,” ujar Didi kepada Tempo, Kamis, 7 Juni 2018.

Dua pendaki wanita Indonesia Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari, saat kunjungan ke kantor TEMPO, Jakarta, Kamis, 7 Juni 2018. TEMPO/Fajar Januarta

Latihan fisik termasuk lari dan latihan beban. Saat latihan beban, mereka sering naik turun tangga di kampus dengan berat beban 20-40kg. Mereka juga melakukan latihan di Gunung Ciremai, Jawa Barat, dengan membawa beban yang sama beratnya.

“Ada yoga juga untuk membantu pernapasan, untuk bisa tenang dan fokus. Ada berenang juga untuk relaksasi biar tidak bosan itu-itu saja olahraganya,” jelas Hilda.

Terkadang, mereka juga harus melakukan pelatihan spesifik, tergantung gunung yang akan mereka daki. Contohnya, pada saat mendaki Gunung Denali (6.190 mdpl), mereka juga harus membawa sled, atau kereta salju.

“Kita jadi waktu itu menarik ban, dari Pasar Salemba sampai Tangkuban Perahu. Naik turun berkali-kali, menghabiskan waktu 6-7 jam,” lanjut Hilda.

Keduanya juga latihan di Gunung Semeru, untuk melihat kondisi badannya setelah mendaki gunung. Hilda mengatakan kalau satu hal paling penting yang dibutuhkan untuk mendaki gunung adalah daya tahan tubuh. Pada saat sudah mulai ekspedisi Seven Summits, mereka menggunakan gunung sebelumnya sebagai latihan untuk gunung selanjutnya.

Didi dan Hilda juga memiliki badan yang termasuk kecil. Tinggi Hilda sekitar 153cm, dengan berat badan biasanya 45kg. Sedangkan Didi memiliki tinggi 158cm dengan berat badan sekitar 55kg. Namun, ukuran badan mereka tidak pernah menghalangi keduanya saat sedang mendaki.

“Bahkan, pemandu kita ada satu perempuan yang badannya kecil banget. Lebih kecil dari Hilda, tapi jagoan banget,” tutur Didi.

Sebagai perempuan Indonesia pertama yang telah mendaki tujuh puncak tertinggi di dunia, Didi dan Hilda tidak merasa kalau latihan mereka berbeda dari para pendaki pria. Namun, titik awal mereka sebelum mulai ekspedisi ini jauh berbeda.

“Jadi mereka sebelum Seven Summits, Ekspedisi Sudirman di Papua. Itu lumayan, mereka satu bulan dan sudah merasakan semuanya di gunung es. Mereka latihan mati-matian sebelum Ekspedisi Sudirman,” lanjut Didi.

Jadi, pada saat pergi mendaki Seven Summits, mereka tidak melakukan latihan yang sama intensifnya dengan Didi dan Hilda.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."