Kanker Kulit seperti yang Diderita Adara Taista, Apa Tandanya?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi tahi lalat. Onlinenews.com.pk

Ilustrasi tahi lalat. Onlinenews.com.pk

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kabar duka datang dai keluarga Hatta Rajasa, mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian . Menantunya, Adara Taista, istri Rasyid Rajasa, meninggal dunia dan kabarnya karena kanker kulit.

Banyak orang yang tidak sadar menderita penyakit ini karena tak mengenal tanda atau gejalanya. Padahal kasus kanker kulit meningkat pada orang dewasa dan setengah baya karena banyak terkena paparan sinar matahari.

Adara Taista. Instagram.com

Orang yang sering berjemur di pantai biasanya ingin kulitnya berwarna cokelat. Namun The Telegraph, berdasarkan Cancer Research UK, melaporkan bahwa berjemur di pantai dapat meningkatkan risiko kanker kulit atau jenis yang paling berbahaya, melanoma.

Melanoma adalah jenis kanker yang paling berbahaya kelima di Inggris. Setiap tahun, sekitar 10.000 orang yang  berusia 55 tahun didiagnosis menderita melanoma. Menurut Skin Cancer Foundation, melanoma biasanya berwarna hitam, cokelat, merah muda, merah, ungu, biru, atau putih.

Baca juga:
Masalah Kulit yang Banyak Dialami Perempuan di Negara Tropis
5 Kandungan Kosmetik Berbahaya dan Apa Akibatnya buat Kulit

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena melanoma adalah:
-Memiliki banyak tahi lalat
-Memiliki banyak bintik-bintik
-Kulit pucat yang mudah terbakar dan sulit berubah menjadi hitam
-Sistem kekebalan tubuh menurun, misalnya terkena HIV
-Konsumsi obat yang menurunkan sistem kekebalan tubuh (imunosupresi)
-Ada anggota keluarga yang mengidap melanoma

Nick Ormiston-Smith dari Cancer Research UK mengatakan kulit yang sering terbakar sinar matahari berpeluang lebih besar menderita melanoma. Untuk mencegah kulit terbakar dari paparan sinar ultraviolet, Mayo Clinic menyarankan penggunaan tabir surya dengan SPF 15 atau lebih.

Tabir surya digunakan setiap dua jam atau lebih sering jika sedang berenang atau berkeringat. Disarankan juga untuk menghindari sinar matahari langsung pukul 11-15 siang saat paparan sinar matahari paling berbahaya.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."