Tambah Koleksi Batik dalam Bentuk Batangan Emas

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Emas batangan motif batik seri II dari Antam.

Emas batangan motif batik seri II dari Antam.

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Koleksi batik bukan hanya dalam bentuk kain, melainkan juga bisa berupa emas batangan. PT. Aneka Tambang, Tbk., atau Antam merilis emas motif batik Indonesia seri kedua pada Rabu, 18 April 2018.

Baca juga:
Jenis Emas yang Sempurna untuk Perhiasan

Emas batangan Batik Indonesia Seri II ini terdiri dari empat motif batik, yakni Batik Truntum, Batik Wahyu Tumurun, Batik Sekar Jagad, dan Batik Purbo Negoro. Masing-masing motif batik dicetak pada emas batangan seberat 10 dan 20 gram dengan kadar kemurnian 99,99 persen.

"Emas batangan Batik Indonesia Seri II ini untuk masyarakat yang mencintai budaya sekaligus berinvestasi," kata Direktur Pemasaran Antam, Tatang Hendra dalam keterangan tertulis. Perbedaan emas batangan motif batik seri pertama dan kedua ada pada jenis motif dan ukurannya.

Emas batangan motif batik seri II dari Antam.

Emas batangan seri I terdiri dari motif Batik Kawung, Batik Sido Mukti, Batik Parangan, dan Batik Mega Mendung. Selain itu, ukuran atau dimensi emas batangan motif batik seri II lebih lebar dari sebelumnya supaya motif batik lebih kentara.

Artikel terkait:
Emas 24 Karat Justru Tak Bagus kalau Jadi Perhiasan

Empat emas ukuran 100 gram bermotif batik milik Antam. Dari kiri ke kanan, emas bermotif batik Kawung, emas bermotif batik Sido Mukti, emas bermotif batik Parangan, dan emas bermotif batik Mega Mendung. TEMPO/Bagus Prasetiyo

Emas batangan seri II ini dijual di seluruh jaringan Butik Emas Logam Mulia di Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Pelambang, sampai Bali dan Medan. Adapun harga emas batangan motif batik seri kedua untuk ukuran 10 gram sekitar Rp 6,68 juta dan Rp 13,2 juta untuk berat 20 gram.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."