Ibu Hamil Dilarang Stress Atau Calon Anak Kena Dampaknya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi ibu hamil tidur atau bermimpi. shutterstock.com

Ilustrasi ibu hamil tidur atau bermimpi. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tekanan hidup pasti pernah dialami setiap orang. Dalam kondisi apapun, tekanan psikis bisa datang kapan saja, termasuk kepada ibu hamil. Selain merasakan perubahan fisik karena kandungan yang semakin berat, ada juga ibu hamil yang menghadapi berbagai masalah keluarga, terbelit urusan ekonomi, dan lainnya.

Baca juga:
Tubuh Ibu Hamil Melengkung, Mesty Ariotedjo Jelaskan Sebabnya
Bayi Marissa Nasution Terkena TTTS, Hubungan dengan Suami Berubah

Kondisi ini membuat ibu stress dan ujung-ujungnya mengkonsumsi obat antidepresan. Beberapa penelitian menunjukkan mengkonsumsi obat antidepresan selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran. Penelitan lain mengungkapkan pemakaian obat tersebut dapat mempengaruhi perkembangan bayi, termasuk kemungkinan cacat lahir dan peningkatan risiko autisme.

Sebuah studi terbaru yang dipimpin oleh Claudia Lugo-Candelas, seorang peneliti pasca-doktoral di Universitas Columbia, Amerika Serikat, memperkaya pengetahuan tentang penggunaan obat antidepresan pada kehamilan dengan menambahkan subyek penelitian. Para peneliti mengambil gambar otak dari 98 bayi berumur 1 bulan.

Bayi-bayi tersebut terdiri dari bayi yang lahir dari ibu yang mengalami depresi dan diobati dengan antidepresan, serta ibu yang mengalami derepsi dan tidak diobati. Sekelompok ibu yang tidak terkena depresi juga dilibatkan dalam penelitian ini.

Dalam studi yang dipublikasikan di JAMA Pediatrics menunjukkan di antara pasangan ibu-bayi, bayi yang ibunya mengkonsumsi obat antidepresan menunjukkan volume otak yang lebih besar di area yang terkait dengan emosi dan memproses emosi, serta koneksi yang lebih tinggi di antara daerah-daerah ini. Dibandingkan dengan bayi yang ibunya tidak mendapat obat antidepresan meski mereka mengalami depresi atau tidak depresi.

Ilustrasi perawatan ibu hamil. Shutterstock.com

Bagian otak yang terlibat, yang disebut amygdala dan korteks insular, pada umumnya merupakan pusat perasaan terkuat, termasuk rasa takut, motivasi, dan integral dengan suasana hati. Meskipun belum jelas apa yang memiliki lebih banyak volume sel dan koneksi yang kuat di area ini, penelitian sebelumnya mungkin memberikan beberapa petunjuk.

Misalnya penelitian lain yang menunjukkan bahwa anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa dengan gangguan kecemasan dan depresi menunjukkan peningkatan yang sama dalam apa yang disebut volume materi abu-abu di pusat-pusat emosi ini, serta peningkatan hubungan antara sel-sel saraf yang mengisi tadi. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa perubahan kadar serotonin kimia otak, yang berkontribusi dalam menentukan suasana emosi, mempengaruhi perkembangan amigdala.

Perubahan yang disebabkan oleh paparan obat antidepresan dapat berkontribusi terhadap perubahan sensitivitas bayi yang sedang berkembang. "Penelitian ini menyoroti fakta bahwa sesuatu terjadi di sini," kata Lugo-Candelas seperti dikutip dari Time.

Lugo-Candelas menunjukkan meski semua bayi yang lahir dari ibu yang mengkonsumsi obat antidepresan dalam keadaan sehat, dia mengingatkan masih ada potensi imbas dari penggunaan obat tersebut dalam proses perkembangan otak anak. Sebab iu, Lugo-Candelas mengingatkan agar ibu hamil mempertimbangkan atau berkonsultasi dengan dokter sebelum minum obat antidepresan.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."