Undang Mantan ke Pernikahan, Pikirkan 2 Hal Berikut

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi pernikahan. Chris Jackson/Getty Images

Ilustrasi pernikahan. Chris Jackson/Getty Images

IKLAN

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah video mempelai pria yang pingsan di hari pernikahannya usai memeluk sang mantan viral dua pekan lalu. Tidak sedikit yang berpendapat sang pria belum bisa move on. Sebagian menyalahkan si wanita yang hadir di pernikahan mantan kekasihnya.

Menyaksikan kejadian ini, psikolog klinis dewasa, Pingkan Cynthia Belinda Rumondor, berpendapat, kemungkinan si mempelai pria dan sang mantan masih punya isu yang belum terselesaikan. Menurut Pingkan, isu yang belum selesai sebaiknya jadi pertimbangan untuk mengundang mantan di hari pernikahan. 

Baca juga: Sophia Latjuba Hapus Foto Ariel Noah, Cara Dewasa Putus Cinta?

Lebih lanjut Pingkan mengingatkan jika ingin mengundang mantan, sebaiknya pikirkan baik-baik beberapa hal. "Bila ada pikiran membuat mantan cemburu atau membalas mantan, tanyakan kepada diri sendiri, sampai kapan mau memikirkan mantan? Kalau ada hal yang 'belum selesai' dalam diri Anda terkait dengan mantan, ada baiknya selesaikan sebelum menikah,"ujar dosen dan psikolog klinis di Klinik Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara ini. 

Baca juga: Denada : Pacar Ideal dan Hobi Sama Tak Jamin Pernikahan Langgeng

Posisi mantan juga perlu jadi pertimbangan. Misalnya mantan adalah teman sekantor atau teman kuliah dan Anda merasa perlu mengundangnya sebagai teman, sah-sah saja. Asalkan Anda memberitahukan hal ini kepada calon suami atau istri dan tidak mengharapkan atau memikirkan kedatangan mantan.

"Ingat, saat ini ia hanya teman kantor/kuliah," ujar Pingkan seraya menambahkan yang tak kalah penting adalah perasaan dan persetujuan pasangan ketika Anda ingin mengundang mantan.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."