Tips Mencari dan Membuang Bangkai Tikus yang Benar

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi Bau. Livescience.com

Ilustrasi Bau. Livescience.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bau tikus mati kerap meruap di dalam rumah tapi tak jelas di mana keberadaan bangkainya. Selain bau busuk yang sangat mengganggu, bibit penyakit akan menyebar jika bangkai tikus dibiarkan terlalu lama.

Tips lainnya:
Tips Merawat Karpet Supaya Awet Bagus
Ikan Bakar buat Tahun Baru 2018, 3 Tips Pilih Ikan yang Sehat

Supaya cepat menemukan bangkai tikus, mumpung bau busuknya belum terlalu kuat, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Tips pertama dengan mengendus baunya. Cermati di mana bau bangkai tikus tercium paling kuat. Kemudian periksa setiap sudut dan belakang benda-benda di sekitar lokasi tersebut.

Namun jika belum juga menemukan bangkai tikus, perhatikan apakah ada lalat yang beterbangan di dalam rumah. Sebab, lalat akan menuju sumber bangkai dan mengurainya. Amati dan ikuti ke mana lalat itu terbang.

Jika bangkai tikus dibiarkan terlalu lama, perlahan akan muncul belatung yang menyebar menjauhi badan tikus yang mati. Perhatikan jejak belatung ke arah asalnya.

Ilustrasi bangkai tikus. Depositphotos

Apabila belum juga ketahuan di mana titik bangkai tikus, perhatikan plafon rumah apakah ada noda baru yang muncul. Sebab, cairan yang dikeluarkan bangkai tikus diserap oleh plafon dan menampakkan noda. Maka di situlah bangkai berada.

Setelah ketahuan di mana bangkai tikus berada, segera ambil dan kubur. Pastikan pakai sarung tangan saat mengambil bangkai tikus atau gunakan kayu untuk mengambilnya. Pakai juga penutup hidung atau masker supaya tidak mencium bau busuknya.

Disarankan membuang bangkai tikus dengan cara menguburnya, ketimbang membuang bangkai ke tempat sampah atau sungai yang akan mencemari lingkungan. Tanah lebih cepat mengurai dan mengurangi efek samping yang ditimbulkan bangkai.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."