Istri Ernest Prakasa, Meira Anastasia Galau Gara - gara Netizen

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Meira Anastasia istri sutradara Ernest Prakasa saat ditemui usai syukuran pencapaian dua juta penonton pada hari ke 20 film Susah Sinyal rilis dibioskop, Jakarta, 9 Januari 2018. TEMPO/Nurdiansah

Meira Anastasia istri sutradara Ernest Prakasa saat ditemui usai syukuran pencapaian dua juta penonton pada hari ke 20 film Susah Sinyal rilis dibioskop, Jakarta, 9 Januari 2018. TEMPO/Nurdiansah

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Istri Ernest Prakasa, Meira Anastasia punya pengalaman buruk terkait komentar warganet di akun media sosial. Komentar yang asal nyeblak atau penuh dengan olok-olok menjadi pelajaran bagi penulis berusia 34 tahun itu.

“Pernah ada yang bilang, ’Ternyata orang cakep belum tentu istrinya cantik’. Waa…itu jleb banget,” kata Meira Anastasia kepada Tempo. Lain waktu, menurut Meira, seorang di antara 125 ribu pengikut akun Instagramnya mengirimkan pesan agar penulis skenario film Susah Sinyal ini memanjangkan rambut dan sulam alis agar terlihat lebih feminin dan rumah tangganya dengan Ernest langgeng. Rambut Meira yang bondol disebut mirip rambut lelaki.

Komentar seperti itu sempat membuat Meira galau dan kehilangan kepercayaan diri. Apalagi, jika salah menjawab, dia akan diserang dengan perkataan yang lebih pedas. “Mereka beranggapan figur publik harus terima dikomentari apa pun,” ujarnya.

Penulis novel Ika Natassa bersama Ernest Prakasa dan istrinya Meira Anastasia memberikan keterangan kepada media dalam syukuran pencapaian dua juta penonton film Susah Sinyal, di Jakarta, 9 Januari 2018. Dalam syukuran film Susah Sinyal tersebut, Ernest juga memperkenalkan novel berjudul serupa karya Ika Natassa. TEMPO/Nurdiansah

Meira Anastasia akhirnya menemukan jalan keluarnya. Daripada pening, ia legawa menampung komentar miring, lalu berfokus melakukan hal-hal yang ia suka, seperti olahraga. Ibu dua anak ini sering membagikan tutorial olah tubuh yang bisa dilakukan di mana pun.

Ternyata sambutannya positif. “Banyak yang komen, ’Makasih ya, aku tadinya mager (malas gerak), tapi lihat ini di kamar aku bisa gerak sendiri, keringatan, aku jadi merasa lebih baik’,” ujarnya.

Meira juga membagikan proses penerimaan dirinya di buku Imperfect, yang diluncurkan bulan depan. Ia ingin mengajak pembacanya berubah demi perbaikan diri. “Kalau demi orang lain, hasilnya enggak akan bener.”

NUR ALFIYAH

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."