INFO CANTIKA.COM - Kevin Gani adalah sosok anak muda inspiratif asal Surabaya yang berperan aktif melawan food wasted dan ketimpangan akses pangan melalui Yayasan Garda Pangan sejak 2017. Mulai dari makanan yang tidak layak secara tampilan, mendekati masa kadaluarsa, hingga makanan yang berpotensi terbuang.
Mengutip The Economist Intelligence Indonesia menjadi salah satu negara penghasil sampah makanan (food loss and waste) terbesar di dunia, selain Arab Saudi dan Amerika Serikat. Kajian dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), sampah makanan yang terbuang pada sepanjang 2000 sampai 2019 mencapai 23-48 ton per tahun atau sekitar 115-184 kilogram per tahun. Menurut Global Hunger Index 2021, tingkat kelaparan Indonesia menempati peringkat ketiga di Asia Tenggara. Skor yang diperoleh sebesar 18 poin yang termasuk level moderat.
Artikel Terkait:
Bercermin dari keadaan itu, Kevin menjadi ketua dan koordinator program relawan Yayasan Garda Pangan. Tugasnya, menjalin kemitraan dengan hotel, restoran, katering, toko makanan, hingga petani untuk menyelamatkan makanan yang masih layak konsumsi. Berkat kerja kerasnya, Kevin berhasil meraih pengakuan nasional kategori Lingkungan dengan mengangkat “Pejuang Pangan Berkelanjutan” melalui 15th SATU Indonesia Awards yang diadakan di Menara Astra, pada Selasa, 29 Oktober 2024.
Untuk diketahui, Semangat Astra Terpadu untuk (SATU) Indonesia Awards adalah program penghargaan tahunan yang diselenggarakan oleh PT Astra International Tbk sejak 2010. Langkah ini sebagai bentuk apresiasi terhadap anak muda Indonesia, baik individu maupun kelompok, yang telah memberikan kontribusi positif dan berkelanjutan dalam lima bidang utama, yakni Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Kewirausahaan dan Teknologi.
Wah, keren banget ya! Selengkapnya, simak profil Kevin Gani berikut.
Artikel Terkait:
Yuyun Ahdiyanti yang Sukses Membawa Ntobo Menjadi Kampung Tenun
Kevin Gani lahir di Jakarta dan kini memutuskan menetap di Surabaya. Melalui komunitas Garda Pangan, dia dengan lantang menangani isu sampah makanan dan kesetaraan akses pangan di Surabaya dengan mengumpulkan makanan surplus dari restoran dan hotel yang masih layak dikonsumsi.
Sebagai informasi, Garda Pangan bermula dari pengalaman salah seorang founder, Dedhy Trunoyudho yang berlatar belakang pengusaha katering. Dia kerap mengalami masalah pembuangan makanan setiap pekan. Sang istri, Indah Audivita melihat keresahan itu dan menggerakkan donasi makanan berlebih bersama Eva Bachtiar.
Awal keterlibatan Kevin Gani dalam Garda Pangan dimulai sejak 2017, tepatnya ketika ia bergabung sebagai relawan dan kini menjabat sebagai Volunteer Program Coordinator dan Direktur Organisasi. Kemauannya terdorong dari kebiasaan keluarga yang sering memesan makanan dalam jumlah banyak, lalu beralih ke aksi nyata bersama Garda Pangan. Semangat itu semakin kuat ketika ia bertemu seorang nenek di Surabaya yang hanya punya gayung untuk menaruh makanan.
Kevin mencontohkan, jika membuang makanan senilai Rp 5.000, maka di sana ada keringat petani, kebutuhan air, pupuk, dan lainnya yang juga terbuang sia-sia. Dari sisi lingkungan, sampah makanan yang tertumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan menghasilkan gas metana yang berbahaya.
Setidaknya 42 persen dari komposisi sampah di Indonesia adalah sampah makanan yang mengeluarkan gas metana. Gas ini 23 kali lebih berbahaya dibandingkan karbondioksida, memperparah krisis iklim, dan berkontribusi terhadap kebakaran di tempat pembuangan akhir (TPA).
Garda Pangan buatan Kevin diketahui telah mengolah sebanyak 500-800 kilogram sampah makanan per hari dari bisnis makanan dan rumah tangga. Komunitas ini secara aktif mengimplementasikan solusi berkelanjutan terhadap penyelesaian sampah makanan di Indonesia, serta telah memiliki kemitraan ternama, seperti Hotel Sheraton, Nestle, dan Sayurbox.
Garda Pangan dikenal sebagai food bank sosial dan memiliki misi mengumpulkan makanan surplus yang layak konsumsi dan mendistribusikannya pada masyarakat pra-sejahtera dengan cara door-to- door. Kelompok ini telah mendistribusikan lebih dari 577 ribu porsi makanan kepada hampir 28 ribu penerima manfaat.
Garda Pangan juga mengolah sampah makanan tidak layak konsumsi menjadi pakan ternak menggunakan teknologi biokonversi Black Soldier Fly (BSF), serta telah mengurangi emisi gas rumah kaca. Melalui Garda Pangan, Kevin Gani telah melahirkan gerakan nyata dengan program praktis, edukatif, dan berdampak. Mereka Melibatkan lebih dari 1.500 relawan dan menjalin kemitraan dengan berbagai sektor bisnis untuk memperluas jangkauan layanan.
Garda Pangan memiliki motto “Why bin it when you can feed people in need?” Artinya, untuk apa makanan dibuang sementara masih banyak orang yang membutuhkan. Penerima manfaat Garda Pangan kini tersebar di 173 lokasi binaan dan membantu membuka kesetaraan akses pangan. Mereka secara konsisten memberikan kontribusi positif terhadap penyelesaian masalah sampah makanan di Indonesia.
Tahun ini, SATU Indonesia Awards kembali digelar. Memasuki tahun pelaksanaan ke-16, Kick Off 16th SATU Indonesia Awards 2025 secara resmi telah dilaksanakan di Menara Astra pada Jumat, 28 Februari 2025 lalu.
Dengan mengusung tema “Satukan Gerak, Terus Berdampak”, ajang ini menjaring anak-anak muda Indonesia yang telah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat lewat https://bit.ly/DaftarSIA2025 mulai 28 Februari hingga 28 Juli 2025. (*)
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.