CANTIKA.COM, Jakarta - Apa jadinya kalau kamu jatuh cinta dengan seseorang yang hidup di dunia yang berbeda, bukan karena jarak, tapi karena suara?
Film Korea berjudul Hear Me: Our Summer (2024) sukses jadi pembicaraan hangat di kalangan pecinta K-drama dan film romantis coming-of-age. Tapi jangan salah, ini bukan sekadar kisah cinta musim panas ala remaja biasa. Film ini menyuguhkan sesuatu yang jauh lebih menyentuh: pelajaran soal komunikasi, keberanian mencintai yang berbeda, dan mengenal lebih dekat kehidupan para CODA (Child of Deaf Adults).
Sinopsis Hear Me: Our Summer yang Dimulai dari Kolam Renang, Berakhir di Hati
Lee Yong-jun (Hong Kyung) adalah cowok 26 tahun yang merasa stuck dalam hidup. Dia kerja paruh waktu di restoran milik orangtuanya dan belum tahu mau jadi apa. Suatu hari, ia bertemu dengan Seo Yeo-reum (Roh Yoon Seo), kakak dari Seo Ga-eul (Kim Min Ju), seorang atlet renang yang tuli dan berbakat.
Pertemuan yang terasa biasa itu perlahan berubah menjadi ikatan manis yang dalam. Lewat bahasa isyarat Korea (KSL), Yong-jun belajar berkomunikasi dengan Ga-eul, dan secara tak langsung mendekatkan dirinya ke Yeo-reum. Tapi ternyata, cinta mereka nggak sesederhana itu.
CODA & Bahasa Cinta yang Tak Terucap
Yang bikin Hear Me: Our Summer berbeda dari film romansa lainnya adalah cara film ini menyuarakan tanpa suara. Karakter Yeo-reum digambarkan sebagai seorang CODA, anak dari orangtua tuli yang hidup di antara dua dunia: pendengaran dan non-pendengaran.
Sebagai Gen MZ yang tumbuh di era keterbukaan dan inklusivitas, film ini seperti tamparan lembut. Kita diajak melihat bagaimana komunikasi bukan cuma soal bicara, tapi juga soal empati, perhatian, dan keinginan untuk mengerti.
"Kadang, yang paling tulus justru tidak terucap. Hanya dirasakan."
Menggugah Kesadaran: Tentang Kesetaraan, Inklusi, dan Jadi Pendengar yang Baik
Film ini bukan hanya kisah cinta. Ini adalah pelajaran diam-diam tentang bagaimana kita bisa lebih peka dalam berkomunikasi. Beberapa momen emosional bahkan menunjukkan bagaimana Yong-jun mencoba memahami dunia Ga-eul dengan memakai headphone peredam suara—dan itu bukan gimmick.
Buat kamu yang selama ini menganggap komunikasi itu cuma soal “chat cepat dibalas” atau “telepon lama,” film ini kasih perspektif baru: kadang yang dibutuhkan bukan jawaban, tapi pemahaman.
Visual yang Cantik, Chemistry yang Tulus
Sinematografi film ini juga nggak kalah memikat. Pantulan cahaya dari kolam renang, suasana musim panas yang hangat, dan tatapan mata para karakter yang bicara lebih dari seribu kata—semuanya membangun suasana yang tenang tapi penuh emosi.
Chemistry Hong Kyung dan Roh Yoon Seo terasa sangat tulus dan real. Nggak berlebihan, tapi bikin senyum-senyum sendiri. Kim Min Ju sebagai Ga-eul juga tampil memikat, membuktikan bahwa tokoh penyandang disabilitas bisa digambarkan secara manusiawi dan kuat, tanpa harus dieksploitasi.
Plot Twist yang Bikin Campur Aduk
Buat kamu yang suka ending plot twist, film ini mungkin bikin kamu berpikir dua kali. Ada kejutan di akhir film yang menurut sebagian penonton cukup kontroversial: Yeo-reum ternyata bukan tunarungu. Hal ini memicu pro kontra karena dinilai melemahkan pesan kuat film tentang inklusi.
Tapi di sisi lain, twist ini bisa juga dibaca sebagai pengingat bahwa semua orang, dengar atau tidak pasti punya sisi yang ingin dipahami lebih dalam.
Kenapa Film Ini Layak Ditonton Gen MZ?
Membuka Wawasan tentang CODA
Banyak dari kita belum tahu apa itu CODA. Film ini menjelaskan dengan cara yang menyentuh tapi tetap ringan.Mendorong Kesadaran Berkomunikasi yang Lebih Sehat
Di era digital yang serba cepat, film ini ngajak kita untuk pelan-pelan lagi: dengerin, pahami, dan hadir sepenuhnya saat bersama seseorang.Nggak Klise, Tapi Tetap Bikin Baper
Beda dari romansa biasa, tapi tetap punya momen manis yang relatable banget buat kamu yang pernah (atau sedang) belajar mencintai seseorang dengan cara baru.Representasi Inklusif yang Jarang Ada di Film Korea
Bahasa isyarat jadi bagian utama cerita, bukan sekadar tempelan. Ini langkah besar buat perfilman Asia.
Hear Me: Our Summer bukan film yang teriak-teriak untuk diperhatikan. Tapi justru lewat keheningan dan isyaratnya, film ini berbicara jauh lebih dalam. Untuk kamu yang mencari tontonan yang lebih dari sekadar cinta-cintaan, film ini bisa jadi pengingat penting: kadang, memahami lebih penting dari menjawab.
Kalau kamu pernah merasa nggak didengar, film ini seperti pelukan hangat yang bilang: “Aku ngerti, meski kamu nggak bilang apa-apa.”
Tertarik nonton? Kamu bisa menonton film ini melalui OTT seperti Viu. Jangan lupa siapkan tisu, hati yang terbuka, dan mungkin… semangat belajar bahasa isyarat?
Pilihan Editor: 10 Rekomendasi Anime Coming-of-Age yang Bikin Kamu Flashback ke Masa Tumbuh Dewasa
IMDB | VIU
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika