Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sebab dan Gejala Post-Wedding Depression beserta Cara Mengatasinya

foto-reporter

Reporter

google-image
Ilustrasi depresi. Shutterstock

Ilustrasi depresi. Shutterstock

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta - Ada sejumlah masalah kesehatan mental yang bisa dialmi pengantin baru. karena perubahan besar dalam hidup mereka setelah menikah. Masa transisi ini bisa menimbulkan tekanan psikologis, ekspektasi yang tinggi, dan tantangan baru dalam hubungan. Post-weeding depression salah satu masalah kesehatan mental yang dialami sejumlah pasangan pengantin baru.

Peristiwa hidup yang sulit dapat menyebabkan depresi pada beberapa individu. Kehilangan orang yang dicintai, diberhentikan dari pekerjaan, atau penyakit serius dapat meningkatkan risiko depresi. Stres karena merencanakan dan menjalani pernikahan juga dapat memicu depresi setelah pernikahan alias post-wedding depression. Berikut sebab, gejala, dan cara mengatasinya.

Sebab Post-Wedding Depression

1. Transisi kehidupan

Penelitian menunjukkan bahwa transisi kehidupan yang besar dapat menyebabkan depresi. Mungkin sulit untuk menyesuaikan diri dengan perubahan hidup yang besar setelah pernikahan, dan pasangan yang baru menikah mungkin mengalami rasa kehilangan akan kehidupan yang mereka jalani sebelumnya.

Pasangan juga mungkin mengalami ketegangan selama atau setelah pernikahan. Kesulitan hubungan dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan depresi.

2. Kurangnya perawatan diri

Sebuah penelitian menemukan bahwa aktivitas perawatan diri dapat membantu mengurangi gejala depresi. Mungkin sulit untuk meluangkan waktu untuk perawatan diri selama persiapan pernikahan. Individu yang mempersiapkan pernikahan mungkin juga kesulitan untuk mendapatkan tidur yang cukup. Penelitian menunjukkan bahwa insomnia dapat meningkatkan risik depresi.

Aktivitas perawatan diri dapat mencakup:

olahraga
makan sehat
mengikuti kelas yoga
meditasi

3. Masalah keuangan

Masalah keuangan memang sulit diatasi di setiap tahap kehidupan. Namun, masalah ini dapat terasa lebih parah selama pernikahan. Biaya tak terduga dapat bertambah dan membuat acara yang sudah mahal menjadi lebih mahal lagi.

Penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara stres finansial dan risiko depresi yang lebih tinggi. Masalah keuangan sebelum dan sesudah pernikahan dapat menjadi penyebab post-wedding depression.

4. Masalah keluarga

Pertengkaran keluarga yang semakin sering dapat memperburuk gejala depresi. Pernikahan dapat menjadi pertemuan keluarga yang menyenangkan, tetapi juga dapat menyebabkan ketegangan di antara anggota keluarga karena tingkat stres yang tinggi. Ketegangan keluarga yang sudah ada sebelumnya juga dapat diperburuk atau muncul ke permukaan.

Gejala Post-Wedding Depression

Gejala depresi setelah menikah dapat sangat bervariasi di antara setiap individu, meskipun kemungkinan besar mirip dengan gejala depresi pada umumnya.

Gejala depresi dapat meliputi:

- perasaan sedih yang terus-menerus

- kurangnya minat pada aktivitas yang sebelumnya menyenangkan

- kegelisahan atau mudah tersinggung

- masalah tidur

- perubahan nafsu makan

- kesulitan berkonsentrasi

- putus asa

Siapa pun yang mengalami gejala depresi ini atau gejala lainnya harus berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Mereka dapat memberikan evaluasi dan merekomendasikan pengobatan.

Cara mengatasi Post-Wedding Depression

Meskipun depresi dapat menjadi tantangan, ada banyak pilihan pengobatan yang efektif yang tersedia. Bagi yang mengalami post wedding-depression dapat melihat perbaikan dengan aktivitas atau perubahan gaya hidup tertentu.

1. Olahraga

Olahraga teratur dapat memperbaiki gejala depresi seperti berjalan jauh, berenang, atau berlari.

2. Teknik relaksasi

Teknik relaksasi juga dapat membantu mengatasi depresi pascapernikahan. Apa saja pilihannya? Ada meditasi, terapi musik, yoga.

3. Terapi

Terapi bicara adalah pilihan pengobatan lain yang efektif untuk depresi pasca-pernikahan. Seorang terapis dapat membantu individu mengatasi gejala-gejala mereka dan memetakan jalan menuju kesehatan mental yang lebih baik.

Contoh terapi untuk depresi meliputi:

- terapi perilaku kognitif (CBT)

- pendekatan psikoanalitik

- terapi sistemik

4. Obat-obatan

Dalam beberapa kasus, individu dengan depresi pasca-pernikahan dapat memperoleh manfaat dari obat antidepresan. Obat tersebut dapat meningkatkan motivasi dan meningkatkan suasana hati. Namun, obat-obatan ini dapat memakan waktu beberapa minggu untuk bekerja dan dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.

Sekali lagi yang perlu kita catat bersama, bagi siapa pun yang merasa mengalami post-wedding depression harus segera mengunjungi psikolog atau tenaga kesehatan lainnya untuk memperoleh diagnosis tepat dari pakar, begitu pula penanganan yang sesuai kondisi masing-masing. (SRP)

Pilihan Editor: Rutin Makan Buah dan Sayur Bisa Menurunkan Risiko Depresi, Kata Studi

WEBMD

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Advertisement

Related Article

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement