CANTIKA.COM, Jakarta - Stress eating atau makan berlebihan karena stres sering kali dianggap sepele, padahal bisa berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental dalam jangka panjang. Kebiasaan ini membuat seseorang mengkamulkan makanan, biasanya yang tinggi gula, garam, atau lemak, sebagai pelarian dari tekanan emosional.
Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Sejumlah ahli gizi telah mengungkap berbagai strategi efektif untuk membantu kamu berhenti stress eating. Yuk, simak faktanya di bawah ini!
Apa Itu Stress Eating?
Stress eating adalah kondisi ketika seseorang makan bukan karena lapar, melainkan karena ingin meredakan emosi negatif seperti stres, cemas, sedih, atau kesepian. Makanan menjadi alat pelarian yang instan, meski efeknya hanya sementara. Sayangnya, kebiasaan ini bisa memicu masalah kesehatan seperti obesitas, gangguan pencernaan, diabetes, hingga gangguan pola makan.
1. Kenali Pemicu Emosional Kamu
Langkah pertama yang disarankan oleh para ahli adalah mengenali apa yang memicu keinginan untuk makan secara emosional. Misalnya, apakah kamu cenderung ngemil saat sedang marah, bosan, atau stres karena pekerjaan?
Kamu juga bisa mencatat dalam jurnal makanan dan emosi: apa yang kamu makan, kapan waktu makan, dan perasaan saat itu. Dengan begitu, kamu bisa menemukan pola dan mulai menyadari kapan keinginan makan sebenarnya bukan karena rasa lapar fisik.
2. Terapkan Mindful Eating
Salah satu teknik yang kini banyak digunakan untuk mengatasi stress eating adalah mindful eating atau makan dengan penuh kesadaran. Teknik ini mengajak kita untuk menikmati setiap gigitan makanan, fokus pada rasa, tekstur, aroma, serta sinyal kenyang dari tubuh.
Hindari makan sambil menonton televisi atau scrolling media sosial. Saat perhatian teralihkan, kamu bisa saja makan secara berlebihan tanpa menyadarinya. Makanlah dengan perlahan dan hadir sepenuhnya dalam momen makan.
3. Sediakan Camilan Sehat di Rumah
Salah satu cara jitu menghindari stress eating adalah mengubah isi dapur kamu. Singkirkan camilan tinggi gula, garam, atau lemak trans, dan gantilah dengan pilihan sehat seperti buah segar, kacang-kacangan tanpa garam, oatmeal, atau yogurt rendah lemak.
Menurut ahli gizi, menyediakan alternatif camilan sehat bisa membantu kamu tetap makan saat butuh pelarian emosional, namun tanpa risiko kesehatan yang besar.
4. Kelola Stres dengan Cara Sehat
Makanan bukan satu-satunya cara untuk mengurangi stres. Cobalah strategi lain yang lebih sehat, seperti:
Berolahraga ringan seperti jalan kaki, yoga, atau pilates
Menulis jurnal atau diary
Mendengarkan musik yang menenangkan
Melakukan meditasi atau teknik pernapasan
Berkumpul bersama orang terdekat
Kegiatan tersebut dapat membantu meredakan stres secara alami dan membuat kamu tidak tergantung pada makanan.
5. Bangun Sistem Dukungan
Jangan ragu untuk mencari dukungan dari orang terdekat. Bicarakan kebiasaan stress eating kamu kepada pasangan, sahabat, atau anggota keluarga. Jika perlu, konsultasikan dengan ahli gizi atau psikolog untuk mendapatkan bantuan profesional.
Kadang, dengan hanya membicarakan perasaan, beban emosional terasa lebih ringan dan keinginan untuk makan berlebihan bisa berkurang secara signifikan.
Mengatasi stress eating bukanlah hal yang instan, melainkan proses yang memerlukan waktu, kesadaran, dan komitmen. Dengan mengenali pemicu emosional, menerapkan mindful eating, menyediakan camilan sehat, serta mengelola stres dengan cara yang lebih baik, kamu bisa menghentikan kebiasaan ini dan membangun hubungan yang lebih sehat dengan makanan.
Ingat, tubuh kamu layak mendapatkan nutrisi terbaik, bukan sekadar pelarian dari stres. Mulailah perlahan, dan beri diri kamu ruang untuk belajar dan berkembang.
Pilihan Editor: 5 Camilan Sore yang Bisa Bikin Kenyang hingga Makan Malam, Menurut Pakar Gizi
EATINGWELL | VERYWELL HEALTH
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika