Cara Bos Calla The Label Menjaga Eksistensi Bisnis: Komunitas adalah Influencer

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Pendiri Calla The Label, Yeri Afriyani ditemui di Senayan Park, Jakarta Pusat, Jumat, 10 Mei 2024. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

Pendiri Calla The Label, Yeri Afriyani ditemui di Senayan Park, Jakarta Pusat, Jumat, 10 Mei 2024. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Jenama mode atau fashion asal Bandung, Calla The Label berdiri sejak 2017. Selama tujuh tahun perjalanannya, Yeri Afriyani selaku pendiri dan desainer Calla The Label menerapkan sejumlah strategi untuk menjaga eksistensi bisnis termasuk menjaga DNA merek alias brand.

"Keep it dengan DNA brand. Usia Calla lebih dari tujuh tahun, kami mulai lihat kiri kanan (merek fashion lainnya), apa yang laku, dan yang dilakukan tetangga. Tapi kami tetap menjaga DNA Calla yang playful pattern (pola cerah warna-warni), elektik. Selalu ada gambar dan warna," kata Yeri di Jakarta Pusat, Jumat 10 Mei 2024.

Yeri juga mengatakan pentingnya menjaga ikatan alias bonding dengan pelanggan untuk eksistensi bisnis. Menurut dia, hal itu sudah diterapkan sejak awal merintis bisnis. Dia berkomunikasi dengan pelanggan bak kawan karib.

"Waktu dulu bangun merek ini, sebelum ada asistensi admin-admin seperti sekarang, saya berkomunikasi tak sekadar sebagai penjual dan pembeli. Misal, pembeli bercerita terlambat bayar karena mengantar anaknya ke rumah sakit. Kami menaruh perhatian pada cerita yang mereka bagikan, menanyakan kabar dan perkembangannya," ucap Yeri.

Pola interaksi itu juga yang menjadi salah satu standar operasional seluruh tim Calla kepada pelanggan di mana pun.

Perhatian itu berbuah manis, sehingga terbentuk komunitas pelanggan setia yang bernama Calla Squad. Komunitas itu terbentuk secara organik, kata Yeri. Jumlahnya kini mencapai 15 ribuan, dan sekitar 500 orang yang aktif saat berbincang di grup percakapan.

"Banyak banget Calla Squad, kenalan, punya grup chat sendiri, lalu temenan. Ada Calla Squad Cilegon, Banten, Depok, Bintaro, Serang. Saya sering diundang mereka untuk makan bersama di restoran atau salah satu rumah pelanggan. Makan bakso bareng-bareng. Keseruan dan kesederhanaan itu yang membuat kita saling support," ucapnya.

Pendiri Calla The Label, Yeri Afriyani ditemui di Senayan Park, Jakarta Pusat, Jumat, 10 Mei 2024. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

Perlakukan Komunitas sebagai Influencer

Menurut Yeri, Calla Squad adalah pemengaruh atau influencer yang berperan besar bagi kelangsungan bisnisnya. Untuk merawat hubungan di antara mereka, Yeri mengadakan sejumlah acara intimate ketimbang acara besar dalam setahun. Sejumlah Calla Squad juga ikut menjadi model di setiap peragaan busana Calla The Label

"Hampir 1-2 bulan sekali kita bikin acara kumpul-kumpul. Misal di Jakarta, kita bikin acara baking, masak. Kam juga pernah bikin acara rilis koleksi berjumlah kecil di toko, Calla Squad diundang semua. Kita siapin makan siang, canape, lalu kita kumpul, mereka senang. Mereka senang diapresiasi, tak sekadar customer yang berbelanja," ujarnya.

"Mereka juga di-treat sebagai influencer. Kami siapkan fotografer, mereka difoto, dapat post card, gift (hadiah). Kami treat mereka seperti influencer kita. Mereka spread the good news (menyebarkan kabar baik) ke teman-teman yang lain. Mereka jadi influencer, itu yang bikin makin growth (bertumbuh)," katanya.

Ke depannya, selain menjaga DNA brand dan komunitas Calla Squad, Yeri Afriyani mengungkapkan Calla The Label akan merilis sederet koleksi kolaborasi dengan artis seperti Rossa, Adinia Wirasti, dan Marsha Timothy.

Pilihan Editor: Marsha Timothy x Calla The Label Hadirkan Koleksi Minimalis dengan Motif Alam

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."