8 Tokoh Cerita Rakyat Indonesia yang Terpopuler, Timun Mas hingga Malin Kundang

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
Pameran Sejauh Mata Memandang

Pameran Sejauh Mata Memandang "Timun Mas" di Senayan City, Jakarta Pusat, Kamis 8 November 2018 (Tempo/Astari P Sarosa)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Indonesia terdiri atas beragam budaya dan suku. Masing-masing daerah di Indonesia memiliki ciri khas, termasuk soal cerita rakyat.

Cerita rakyat Indonesia mengajarkan banyak nilai kehidupan. Masyarakat pun hingga kini masih terus merawat kisah-kisah tersebut lewat materi pelajaran anak di sekolah. Apa saja tokoh cerita rakyat populer di Indonesia?

Tokoh Cerita Rakyat di Indonesia

Banyak cerita rakyat Indonesia yang populer hingga kini. Kisah penuh nasihat dan nilai moral itu turut menghadirkan sejumlah tokoh yang identik dengan sifatnya masing-masing.

1. Malin Kundang

Malin Kundang merupakan tokoh utama dari cerita rakyat dengan judul yang sama. Legenda ini batu sujud di Pantai Air Manis, Sumatera Barat ini bercerita tentang Malin Kundang Si Anak Durhaka yang dikutuk oleh ibunya. Tokoh Malin Kundang mengajarkan kita pentingnya menghormati orang tua dan jangan sekali-sekali bersikap durhaka kepada mereka.

2. Dayang Sumbi dan Sangkuriang

Cerita rakyat Sangkuriang berasal dari tanah Sunda. Legenda ini mengisahkan tentang terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat. Dayang Sumbi sendiri adalah ibu dari Sangkuriang. Namun, Sangkuriang berniat menikahi Dayang Sumbi karena kecantikannya yang abadi.

Dayang Sumbi menolak lamaran Sangkuriang dengan memberi tantangan besar kepadanya. Sangkuriang yang dibutakan oleh nafsu hendak memenuhi tantangan itu, tetapi Dayang Sumbi berbuat curang.

Kedua tokoh ini memberi pesan moral untuk tidak terus menuruti ego sendiri. Selain itu, bersikap jujur juga menjadi hal penting agar tidak timbul musibah di kemudian hari.

3. Toba dan Samosir

Danau Toba menjadi salah satu destinasi wisata yang terletak di Sumatera Utara. Perairan alami ini dinobatkan sebagai danau terbesar se-Asia Tenggara. Di tengahnya, terdapat daratan kecil bernama Pulau Samosir. Ada sebuah legenda tentang Danau Toba yang menyampaikan pesan tentang pentingnya memegang janji dan mengendalikan emosi.

Nama “Toba” dan “Samosir” dijadikan tokoh legenda terbentuknya danau dan pulau tersebut. Toba yang berprofesi sebagai nelayan menangkap seekor ikan mas ajaib yang bisa menjelma menjadi wanita cantik. Mereka menikah dan dikaruniai seorang anak, yakni Samosir. Karena kenakalan Samosir, Toba pun mencacinya sebagai “anak ikan”. Sang ikan mas marah dan menenggelamkan wilayah yang kini menjadi Danau Toba, sedangkan Samosir lari ke dataran tinggi di Pulau Samosir.

4. Lutung Kasarung

Kembali ke tanah Sunda, Lutung Kasarung merupakan tokoh yang sebenarnya merupakan jelmaan Pangeran Guruminda dari kayangan. Ia bertemu dengan Purbasari, Ratu Pasir Batang yang diusir oleh sang kakak yang sirik. Dengan meminta bantuan langit, Lutung Kasarung pun menolong Purbasari yang berhati tulus untuk merebut kembali tahtanya.

Kisah Lutung Kasarung dan Purbasari mengajarkan tentang niat jahat yang tak akan berakhir mulus. Sifat sirik, iri, dan dengki hanya akan menimbulkan malapetaka. Sementara itu, hati yang tulus bisa mengantar seseorang kepada kebaikan.

5. Roro Jonggrang

Roro Jonggrang juga merupakan salah satu tokoh cerita rakyat populer dari Legenda Candi Prambanan. Kisah ini menceritakan tentang penolakan Roro Jonggrang atas lamaran Bandung Bondowoso, pembunuh ayahnya sendiri. Untuk mengakalinya, Roro Jonggrang meminta Bandung Bondowoso untuk membangun 1.000 candi dalam satu malam. Walau Bandung Bondowoso berhasil, Roro Jonggrang tetap menolak untuk dinikahi. Bandung Bondowoso pun murka dan mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca di Candi Prambanan.

Pesan moral yang hendak disampaikan pada cerita rakyat ini adalah pentingnya untuk tidak memaksakan kehendak orang lain. Namun jika sudah berjanji, seseorang tentu harus menepatinya.

6. Bawang Merah dan Bawang Putih

Kisah Bawang Merah dan Bawang Putih banyak diadopsi, bahkan pada perfilman modern. Mereka merupakan saudara tiri yang memiliki sifat saling bertolak belakang. Bawang Putih yang baik hati selalu mendapat perlakuan jahat dari Bawang Merah dan sang ibu tiri. Di akhir cerita, Bawang Merah dan ibu tiri mendapat balasan setimpal atas apa yang telah mereka lakukan.

Kisah Melayu dari Riau ini mengajarkan seseorang untuk selalu berbuat baik kepada siapa pun. Bagi mereka yang berlaku jahat, siap-siaplah mendapat balasannya.

7. Timun Mas

Timun Mas merupakan seorang anak perempuan yang lahir dari sebuah perjanjian antara Mbok Srini dan Raksasa. Mbok Srini merupakan janda tua yang sangat menginginkan seorang anak. Raksasa pun datang memberikannya sebuah biji timun untuk ditanam. Dari buah yang tumbuh, lahirlah Timun Mas. Raksasa mengizinkan Mbok Srini merawat Timun Mas. Syaratnya, saat sudah besar, Timun Mas harus dikembalikan ke Raksasa untuk dimakan.

Mbok Srini tak pikir panjang dan langsung mengiyakannya. Namun ketika ditagih janjinya oleh Raksasa, Mbok Srini tak rela sehingga Timun Mas pun diambil paksa. Dengan akal cerdik, Timun Mas berhasil mengalahkan Raksasa di akhir cerita. Kisah Timun Mas dan Raksasa dari Jawa Tengah ini dengan jelas mengingatkan seseorang untuk selalu bijaksana memberikan janji.

8. Si Kancil

Si Kancil merupakan tokoh cerita fabel dari Jawa Barat. Kisah Si Kancil memiliki sangat banyak versi dari berbagai penulis. Secara umum, Si Kancil selalu identik dengan sifat cerdik dan bijaksana. Ia kerap membantu permasalahan hewan-hewan lain di hutan. Amanat dan nasihat yang disampaikan dari cerita Si Kancil sangatlah beragam.

Itulah 8 tokoh cerita rakyat yang populer dan menjadi legenda hingga kini. Selamat membaca!

Pilihan Editor: Dongeng Tak Hanya Mempererat Hubungan Anak dan Orang Tua, Simak Manfaat Lainnya

SYAHDI MUHARRAM

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."