Penjualan Gucci Turun di Kuartal Pertama 2024, Pasar Cina Berperan Besar

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Logo Gucci. Istimewa

Logo Gucci. Istimewa

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Grup barang mewah Perancis, Kering, yang menaungi Gucci, Yves Saint Laurent, dan Bottega Veneta, mengalami penurunan yang signifikan pada kuartal pertama tahun 2024. Kering alami penurunan penjualan sebesar 10 persen. Penurunan ini terutama berasal dari tantangan yang dihadapi label andalannya, Gucci, di tengah lesunya pasar di Cina dan perubahan kepemimpinan internal.

Perusahaan mengungkapkan peringatan dalam laporan pendapatannya pada Selasa, 23 April 2024, memproyeksikan potensi penurunan pendapatan operasional berulang hingga 45 persen untuk paruh pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. Akibatnya, saham Kering mengalami penurunan yang signifikan sebesar lebih dari 8 persen pada Rabu, 24 April 2024.

Gucci mengalami penurunan penjualan paling parah selama kuartal pertama, dengan pendapatan anjlok sebesar 18 persen atau sebesar USD2,2 miliar. Hal ini berkontribusi terhadap penurunan pendapatan Kering secara keseluruhan sebesar 10% persen pada periode yang sama, dengan total €4,5 miliar. Analis, termasuk Carol Madjo dari Barclays, menyatakan ketidakpastian mengenai jalur pemulihan Gucci di tengah kondisi pasar yang menantang, seperti dikutip oleh Financial Times.

Gucci mengaitkan penurunan penjualannya terutama dengan penurunan tajam di Asia, khususnya di Cina, tempat mereka mengoperasikan lebih dari dua lusin toko, termasuk toko andalan yang baru dibuka di Shanghai.

Merek tersebut saat ini sedang menjalani transisi signifikan di bawah arahan kreatif Sabato de Sarno, yang mengambil alih peran tersebut tahun lalu setelah masa jabatan yang panjang di Valentino. Meskipun memperkenalkan produk baru ke toko-toko, Gucci menghadapi lanskap pasar yang menakutkan di Tiongkok yang ditandai dengan ketidakpastian ekonomi, melemahnya pasar real estat dan saham, dan berkurangnya pengeluaran investor asing.

Analis Bloomberg mencatat penurunan kontribusi pembeli Tiongkok terhadap belanja barang mewah dari 33 persen sebelum pandemi menjadi 23 persen pada awal tahun ini.

Tantangan yang dihadapi Kering menggarisbawahi kesulitan yang lebih luas yang dihadapi oleh merek-merek mewah Barat yang beroperasi di Tiongkok di tengah gejolak pasar yang sedang berlangsung. Sebaliknya, LVMH, mitra Kering, melaporkan pertumbuhan belanja konsumen Tiongkok yang kuat di Eropa dan Jepang selama kuartal pertama, menandakan perubahan perilaku konsumen di tengah perubahan dinamika pasar.

Pilihan Editor: Mengulik Sejarah Gucci, Bermula dari Membuat Produk Berbahan Kulit pada Tahun 1921

TIMES OF INDIA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."