Kebiasaan Ngemil saat Bad Mood Bisa Gagalkan Diet Menurunkan Berat Badan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi berhenti ngemil. Shutterstock

Ilustrasi berhenti ngemil. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Makanan memberi nutrisi dan memberi kamu energi untuk melakukan tugas sehari-hari dan menjaga kesehatan. Di sisi lain juga memberi kenyamanan saat kamu stres dan memicu pelepasan neurotransmiter seperti dopamin dan serotonin yang meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres. Termasuk kebiasaan ngemil saat bad mood

Meskipun mengonsumsi makanan yang seimbang dan bergizi secara sadar dapat meningkatkan kesehatan Anda, di sisi lain makan secara emosional dapat membuat Anda makan berlebihan dan memengaruhi rutinitas kebugaran Anda, sehingga meningkatkan risiko obesitas dan penyakit kronis lainnya. 

Saat makan secara emosional, orang mengonsumsi makanan sebagai respons terhadap perasaannya, bukan karena rasa lapar yang dapat memberikan kenyamanan sementara, namun dalam jangka panjang, pola makan seperti itu dapat berdampak negatif pada kesejahteraan fisik dan emosional.

Mengonsumsi sesuatu saat Anda lapar dapat membantu memenuhi kebutuhan kalori dan nutrisi tubuh, namun sering kali, karena stres, kita terus mengunyah sesuatu untuk mendapatkan bantuan sementara dan membantu mengatasi emosi yang kompleks. Makanan manis dan berlemak dikaitkan dengan bahan kimia otak yang memberi kita perasaan senang. Pizza, samosa, burger, pastry, cookies, namkeen, chips, termasuk makanan kosong berkalori yang perlahan tapi pasti bisa menggagalkan perjalanan penurunan berat badan Anda.

Dr Smruti Hindaria, Konsultan Ahli Bedah Jantung di Ruby Hall Clinic Pune membagikan 5 kebiasan ngemil saat kamu sedang bad mood yang bisa menggagalkan proses diet menurunkan berat badan dalam wawancara dengan HT Digital.

1. Sering mengonsumsi camilan yang tidak sehat

 Jika lingkungan kerja dipenuhi dengan junk food dan pilihan makanan cepat saji, dan Anda sering mengonsumsi camilan ini saat rehat kopi atau rehat camilan, hal ini bisa mengindikasikan ngemil secara emosional, bukan rasa lapar yang sebenarnya.

2. Makanan tinggi kalori, gula, dan lemak jenuh

Jika pilihan camilan Anda selalu tinggi kalori, gula, dan lemak jenuh, ini mungkin menunjukkan bahwa Anda menggunakan makanan untuk mengatasi emosi daripada memberi nutrisi pada tubuh Anda.

3. Kurangnya disiplin dalam kebiasaan makan

Jika kebiasaan makan Anda kurang disiplin, seperti waktu makan yang tidak teratur, masalah kontrol porsi, atau kesulitan menolak camilan yang tidak sehat, hal ini bisa menunjukkan bahwa emosilah yang mendorong perilaku makan Anda, bukan kebutuhan nutrisi. .

4. Mencari kenyamanan dalam makanan

Ngemil emosional sering kali melibatkan pencarian kenyamanan dalam makanan untuk mengatasi stres, kebosanan, atau emosi lainnya. Jika Anda beralih ke camilan sebagai mekanisme untuk mengatasi masalah daripada mengatasi emosi atau pemicu stres, hal ini bisa menggagalkan upaya penurunan berat badan Anda.

5. Kesulitan memilih camilan yang sehat

 Meskipun Anda sadar akan pilihan camilan yang lebih sehat, jika Anda terus-menerus memilih camilan yang tidak sehat seperti keripik, biskuit, atau permen, hal ini mungkin menunjukkan bahwa faktor emosional memengaruhi pilihan makanan Anda, bukan keinginan tulus untuk mengonsumsi makanan bergizi.

Pilihan Editor: Kurangi Kebiasaan Ngemil Bisa Cegah Obesitas

HINDUSTAN TIMES 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."