Pengalaman Pertama Prilly Latuconsina jadi Produser Film Horor

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Prilly Latuconsina/Foto: Instagram/Prilly Latuconsina

Prilly Latuconsina/Foto: Instagram/Prilly Latuconsina

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tahun ini untuk kali pertama aktris Prilly Latuconsina memproduseri film horor. Dia tidak keberatan jika disebut ikut-ikutan tren film horor yang begitu diminati penonton Indonesia.

"Produser harus bisa melihat peluangnya apa tahun ini, penonton lagi sukanya apa. Aku merasa kalau bikin film ya memang buat penonton bukan diri aku sendiri," kata Prilly saat konferensi pers Hari Film Nasional bersama Netflix Indonesia di Jakarta, Rabu, 27 Maret 2024.

Menurut Prilly, sebagai produser harus bisa membaca peluang yang ada. Terutama mengamati apa yang paling disuka oleh penonton saat ini. Dia rela mengenyampingkan idealismenya demi mengikuti permintaan pasar.

"Kami punya idealisme sendiri tapi harus tetap mendengarkan apa yang penonton mau dan suka. Saya juga enggak mau memproduksi film yang nonton dikit atau saya doang yang suka," kata pendiri rumah produksi Sinemaku Pictures itu.

Temurun, Film Horor Pertama Sinemaku Pictures

Temurun merupakan film horor pertama Sinemaku Pictures, rumah produksi milik Prilly Latuconsina. Ceritanya berdasarkan berbagai macam kejadian di Indonesia yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa.

Temurun sudah menyelesaikan syutingnya pada pertengahan Februari lalu. Film ini dibintangi oleh Bryan Domani dan disutradarai Inarah Syarafina. "Bryan pertama kali main film horor jadi ini juga menjadi pengalaman buat kami sebagai produser yang pertama kali membuat film horor, pemainnya juga pertama kali main film horor. Sutradaranya perempuan, debut menyutradarai film panjang dan ini film horor pertamanya juga," kata Prilly.

Kata Prilly Latuconsina Soal Film Horor Laris di Indonesia

Melihat fenomena film horor yang begitu laris di pasaran, Prilly berpendapat hal tersebut bisa terjadi karena ceritanya sangat dekat dengan budaya masyarakat Indonesia. "Aku merasa genre horor itu masih merajai bioskop dan aku pikir itu enggak apa-apa karena itu dekat dengan budaya kita dan disukai pasar, enggak apa-apa juga untuk horor terus diproduksi," kata perempuan 27 tahun itu.

Prilly Latuconsina pun menguntai harapan film-film horor Indonesia  akan semakin bagus sehingga bisa bersaing dan membanggakan di kancah internasional. "Seperti film Exhuma yang horor, tapi penontonnya banyak di Indonesia, lebih dari 1 juta penonton. Semoga kita bisa gantian tayang di negara lain dan penontonnya banyak juga," ucapnya.

Pilihan Editor: Raih Piala Citra FFI 2023, Prilly Latuconsina: Alhamdulillah Doa Saya Terkabul

MARVELA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."