Konsumsi Vitamin B3 Berlebihan Bisa Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung, Kata Studi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi stroke. scrubbing.in

Ilustrasi stroke. scrubbing.in

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Berdasarkan penelitian baru-baru ini, mengonsumsi vitamin B3 atau niasin secara berlebihan dapat menyebabkan peradangan pada arteri dan dapat meningkatkan risiko infark miokard atau stroke. Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan di Nature Medicine. Dalam penelitian ini, lebih dari 1.100 orang diamati. Para ilmuwan mengidentifikasi dua molekul, 2PY dan 4PY. Keduanya diproduksi saat tubuh memecah kelebihan niasin.

Para peneliti memeriksa kadar 2PY dan 4PY di dua kelompok lain, satu di Amerika, dan satunya lagi di Eropa, yang berjumlah lebih dari 3.000 orang. Mereka memastikan bahwa peningkatan kadar kedua molekul dikaitkan dengan peningkatan risiko kejadian jantung besar.

Orang dengan kadar 2PY atau 4PY di 25 persen kelompok teratas memiliki risiko 1,6-2 kali lipat terkena penyakit jantung besar selama tiga tahun ke depan dibandingkan kelompok 25% terbawah, bahkan setelah faktor risiko penyakit kardiovaskular lainnya dikendalikan, menurut National Institutes of Health.

Apa itu vitamin B3?

Vitamin B3, juga dikenal sebagai niasin, adalah vitamin B kompleks yang larut dalam air yang penting untuk berbagai fungsi tubuh. Vitamin B3 ada dalam dua bentuk, yakni asam nikotinat dan nikotinamida, keduanya diubah menjadi koenzim nikotinamida adenin dinukleotida (NAD) dan nikotinamida adenin dinukleotida fosfat (NADP) di dalam tubuh. Koenzim ini berperan penting dalam metabolisme sel, produksi energi, dan perbaikan DNA.

Di mana vitamin B3 banyak ditemukan?

Vitamin B3 banyak ditemukan dalam makanan seperti daging, unggas, ikan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sereal yang diperkaya. Selain itu, tubuh dapat mensintesis niasin dari asam amino triptofan, meskipun jalur ini tidak selalu cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Kekurangan vitamin B3 dapat menyebabkan kondisi yang disebut pellagra, yang ditandai dengan gejala seperti dermatitis, diare, demensia, dan dalam kasus yang parah, kematian. Pellagra secara historis umum terjadi pada populasi yang pola makannya sangat bergantung pada jagung, yang kekurangan niasin kecuali jika diolah dengan alkali.

Kaitan vitamin B3 dan jantung

Suplementasi niacin telah digunakan untuk mengobati hiperlipidemia, karena dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL. Niasin dosis tinggi (1.500–2.000 mg/hari) juga merupakan salah satu obat penurun kolesterol pertama. Namun, niasin dosis tinggi dapat menyebabkan efek buruk seperti kemerahan, gatal, dan keracunan hati.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa niasin atau vitamin B3 merupakan faktor risiko baru penyakit kardiovaskular. “Efek Niacin selalu menjadi sebuah paradoks,” kata Dr. Stanley Hazen dari Cleveland Clinic, yang memimpin penelitian tersebut, dikutip dari Times of India, Sabtu, 16 Maret 2024.

“Meskipun vitamin B3 menurunkan kolesterol, manfaat klinisnya selalu kurang dari yang diharapkan berdasarkan tingkat penurunan LDL [kolesterol]. Hal ini menimbulkan gagasan bahwa kelebihan vitamin B3 menyebabkan efek samping yang tidak jelas, di mana sebagian menetralkan manfaat penurunan LDL. Kami yakin temuan kami membantu menjelaskan paradoks ini,” katanya.

Pilihan Editor: Terpapar Polusi Udara selama 5 Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke, Kata Studi

TIMES OF INDIA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."