Terpapar Polusi Udara selama 5 Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke, Kata Studi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Monas terlihat samar akibat polusi udara di Jakarta, 11 Agustus 2023. TEMPO/ Hilman Fathurrahman W

Monas terlihat samar akibat polusi udara di Jakarta, 11 Agustus 2023. TEMPO/ Hilman Fathurrahman W

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Polusi udara adalah masalah kesehatan yang serius, bahkan temuan studi baru telah mengungkapkan dampak yang lebih besar dari ancaman ini terhadap kesehatan manusia. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neurology, terdapat korelasi yang kuat dan signifikan antara polutan gas dan partikulat udara dengan kejadian dan tingkat kematian akibat stroke.

Para peneliti menemukan bahwa risiko stroke hampir 30 persen lebih tinggi ketika orang terpapar nitrogen dioksida hingga lima hari sebelumnya.

Untuk paparan karbon monoksida, risikonya 26 persen lebih tinggi; untuk sulfur dioksida, 15 persen lebih tinggi; dan untuk paparan ozon 5 persen  lebih tinggi, berdasarkan laporan WebMD.

“Penelitian sebelumnya telah menetapkan hubungan antara paparan polusi udara dalam jangka panjang dan peningkatan risiko stroke,” kata penulis studi Ahmad Toubasi, dari Universitas Jordan di Amman, dikutip dari Times of India, Jumat, 29 September 2023.

“Namun, korelasi antara paparan polusi udara dalam jangka pendek dan stroke masih kurang jelas. Dalam penelitian kami, dibandingkan dengan paparan dalam jangka waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan, kami hanya melihat dalam waktu lima hari dan menemukan hubungan antara paparan jangka pendek terhadap polusi udara. polusi udara dan peningkatan risiko stroke,” kata Toubasi.

Analisis tersebut melibatkan tinjauan terhadap 110 penelitian yang mencakup lebih dari 18 juta kasus stroke. Para peneliti mengamati polutan (bahan pencemar) seperti nitrogen dioksida, ozon, karbon monoksida, dan sulfur dioksida.

Mereka juga mengamati berbagai ukuran partikel, termasuk PM1, yaitu polusi udara yang diameternya kurang dari 1 mikron (μm), serta PM2.5 dan PM10.

PM2.5 atau lebih kecil mencakup partikel yang dapat terhirup dari knalpot kendaraan bermotor, pembakaran bahan bakar oleh pembangkit listrik dan industri lainnya serta kebakaran hutan dan rumput. PM10 mencakup debu dari jalan dan lokasi konstruksi.

Orang yang terpapar berbagai jenis polusi udara dengan konsentrasi lebih tinggi memiliki peningkatan risiko stroke.

Apa Itu Stroke?

Stroke, juga dikenal sebagai kecelakaan serebrovaskular (CVA), adalah suatu kondisi medis yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu secara tiba-tiba. Tekanan darah tinggi, merokok, diabetes, kolesterol tinggi, obesitas, riwayat stroke dalam keluarga, dan usia (risiko meningkat seiring bertambahnya usia) merupakan faktor risiko umum terjadinya stroke.

Stroke iskemik adalah jenis stroke yang paling umum, mencakup sekitar 85% dari seluruh kasus. Hal ini terjadi ketika ada penyumbatan atau penggumpalan pada salah satu pembuluh darah yang memasok darah ke otak. Penyumbatan tersebut dapat disebabkan oleh bekuan darah yang terbentuk di pembuluh darah otak (stroke trombotik) atau bekuan darah yang berpindah dari bagian tubuh lain ke otak (stroke emboli). Kurangnya aliran darah membuat sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi, menyebabkan kerusakan sel dan berpotensi cedera otak permanen.

Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah atau bocor sehingga menyebabkan pendarahan di dalam atau sekitar otak. Stroke hemoragik dapat dibagi lagi menjadi dua subtipe, yaitu perdarahan intraserebral (perdarahan di dalam otak) dan perdarahan subarachnoid (pendarahan di ruang antara otak dan selaput sekitarnya). Stroke hemoragik lebih jarang terjadi dibandingkan stroke iskemik namun cenderung lebih parah.

Gejala Stroke

Gejala stroke dapat bervariasi tergantung pada bagian otak mana yang terkena, namun tanda-tanda umum meliputi:

- Tiba-tiba mati rasa atau kelemahan pada wajah, lengan, atau kaki, terutama pada satu sisi tubuh.

- Kebingungan tiba-tiba, kesulitan berbicara, atau kesulitan memahami pembicaraan.

- Tiba-tiba kesulitan melihat pada salah satu atau kedua mata.

- Sakit kepala parah yang tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya.

- Tiba-tiba kesulitan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan, atau kurang koordinasi.

Pilihan Editor: Polusi Udara Bisa Mengancam Tumbuh Kembang Anak, Simak Penjelasan Ahli

TIMES OF INDIA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."