Mengenal Pendiri Christian Dior, Pernah Bekerja sebagai Ilustrator Mode untuk Desainer dan Majalah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dalam ulasan mode atau fashion kali ini, kita mengenal lebih dekat sosok  Christian Dior. Lahir pada 1905, dia dikenal sebagai perancang busana Prancis dengan ciri pakaian ultrafeminin. Sosoknya dikenal mendominasi dunia mode pada dekade setelah Perang Dunia II. Rumah mode eponymous-nya adalah salah satu yang paling ikonik di dunia. Berikut beberapa fakta terkait desainer kondang yang tutup usia pada tahun 1957.

Kehidupan awal dan karir seni

Dior adalah satu dari lima bersaudara yang lahir dari pasangan Marie-Madeleine Dior (née Martin) dan Alexandre Louis Maurice Dior, yang memiliki bisnis manufaktur. Keluarga tersebut kemudian membagi waktunya antara Paris dan sebuah vila di Granville, Prancis.

Orang tuanya ingin dia menjadi diplomat, dan Christian Dior belajar ilmu politik di Universitas Paris. Namun, hasrat sejatinya adalah seni, dan ketika berusia awal 20-an, ia mulai menjual ilustrasi di jalanan.

Belakangan, dengan bantuan keuangan dari ayahnya, Dior membuka galeri seni kecil. Di sana, dia memamerkan karya seniman seperti Salvador Dalí, Man Ray, dan Jean Cocteau. Namun, di tengah Depresi Besar (1929–1939), bisnis ayahnya bangkrut, dan Dior muda terpaksa menutup galerinya. Dia kemudian mendapatkan pekerjaan sebagai ilustrator mode, dipekerjakan oleh berbagai desainer serta majalah Figaro Illustré.

Pada tahun 1938 Dior menjadi asisten desainer adibusana atau couture terkemuka Paris, Robert Piguet. Di masa itu, Dior sempat berkata, “Akhirnya, saya mengetahui cara misterius yang mengubah sebuah ide menjadi sebuah gaun.” Selama Perang Dunia II (1939–45), dia bertugas di ketentaraan hingga Prancis jatuh ke tangan Jerman pada tahun 1940. Tahun berikutnya, dia bergabung dengan rumah desainer Lucien Lelong.

Didukung oleh pengusaha Perancis Marcel Boussac, Dior mendirikan rumah modenya sendiri pada tahun 1946. Tahun berikutnya, dia memperkenalkan tampilan baru atau new look revolusioner, yang memicu kontroversi internasional karena garis tepinya yang diturunkan secara radikal.

Tampilannya menampilkan bahu kecil, pinggang ramping, dan rok tebal—perubahan drastis dari tren bahu empuk dan rok pendek pada Perang Dunia II. Salah satu potongan yang paling menonjol adalah bar jacket, jaket berkerah yang sedikit melebar di bawah pinggang. Gaya itu sering dipadukan dengan rok plisket atau pleated. Nama gaya Dior itu didasarkan pada kutipan pemimpin redaksi Harper's Bazaar Carmel Snow, yang mengatakan bahwa Dior telah menciptakan "New Look".

Sensasi New Look dalam semalam diikuti dengan kesuksesan luar biasa selama 10 tahun. Pada tahun 1950-an Dior memperkenalkan beragam siluet baru, antara lain H-line, A-line, dan Y-line.

Dior berperan penting dalam mengkomersialkan fashion Paris di seluruh dunia dan mengembalikan kejayaan para couturier Paris yang untuk sementara waktu telah hilang dari desainer Amerika. Pengikut setianya termasuk sosialita, selebriti, dan keluarga kerajaan. Namun, tidak semua orang menyukai karyanya. Desainer legendaris Perancis, Coco Chanel, yang dikenal dengan pakaian sederhana, mengklaim bahwa Dior “tidak mendandani wanita, dia yang melapisinya.”

Tak mudah berpuas diri, Dior juga merambah ke bidang lain. Pada tahun 1947, dia merilis parfum pertamanya, Miss Dior, yang terinspirasi oleh adik bungsunya, Catherine Dior. Seorang anggota Perlawanan Perancis selama Perang Dunia II, dia ditangkap, disiksa, dan kemudian dipenjarakan di kamp konsentrasi Ravensbrück di Jerman. Dia akhirnya dibebaskan oleh pasukan Soviet pada tahun 1945. Selain parfum, Christian Dior juga menambahkan sepatu, riasan, dan aksesori ke labelnya.

Kepergian dan Regenerasi

Pada tahun 1956 Dior menerbitkan autobiografi Christian Dior et moi (Dior oleh Dior). Tahun berikutnya dia menderita serangan jantung yang fatal saat berlibur di Italia. Asistennya, Yves Saint Laurent, mengambil alih rumah mode tersebut. Saint Laurent memegang posisi ini hingga tahun 1960, ketika dia direkrut menjadi tentara Prancis. Direktur kreatif selanjutnya di House of Dior termasuk Marc Bohan, Gianfranco Ferré, dan John Galliano. 

Pilihan Editor: 10 Fakta Menarik Sejarah Chanel, Terjun ke Dunia Fashion sebagai Pembuat Topi

BRITANNICA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."