Cantika Review: Facial Wash Ayom Beri Efek Melembutkan dan Kembalikan Keseimbangan pH Kulit

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi wanita memijat wajah. Freepik.com/Diana.Grystsku

Ilustrasi wanita memijat wajah. Freepik.com/Diana.Grystsku

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Rutinitas mencuci muka dengan facial wash atau sabun cuci muka adalah salah satu rangkaian skincare yang tidak boleh dilewati untuk dapatkan kulit wajah nan ideal. Namun memilih facial wash juga perlu diperhatikan kandungannya sehingga memastikan apakah sesuai dengan kondisi wajah. 

Cantika Review kali ini membahas salah satu produk facial wash lokal, yaitu AYOM Locale Treasure. Produk ini merupakan brand lokal yang dibuat oleh dokter estetika dan anti-aging, Dokter Olivia Ong.

Untuk kamu yang sedang mencari rekomendasi facial wash yang baru di tahun baru 2024 ini, AYOM facial wash mungkin bisa menjadi salah satu opsi. Simak reviewnya berikut ini.

Klaim Produk

Produk kemasan AYOM facial cleanser. Foto: CANTIKA/Annisa Yasmin

AYOM mengakui diri sebagai produk kecantikan yang ramah lingkungan dengan bebas SLS dan SLES, sulfit, paraben, parfum, pewarna, dan microbiome friendly. Facial Cleansernya diklaim memiliki kandungan Centella asiatica extract, milk protein, dan postbiotics serta pH 5.5 yang aman bagi semua jenis kulit.

Melalui kemasan sekundernya, AYOM facial wash disebut merupakan pembersih wajah lembut yang efektif mengangkat kotoran dan minyak berlebih, Pemakaiannya dapat mengembalikan keseimbangan dan kekuatan alami kulit. Dapat digunakan semua jenis kulit termasuk kulit sensitive dan bermasalah.

Bentuk Fisik

Secara fisik, AYOM facial wash memiliki kemasan minimalis dengan warna kombinasi hijau dan putih, baik kemasan sekunder maupun kemasan primernya. Pada kemasan primernya, AYOM memiliki bentuk yang premium dengan bentuk pump ketika mengeluarkan cairan sabun. Hal yang menariknya, terdapat kuncian produk dengan memutar kepala botol supaya tidak tumpah.

Cairan facial wash AYOM tidak memiliki warna cenderung bening. Ketika cairannya keluar, aroma tumbuhan yang manis akan tercium. Cairannya juga tidak berbusa ketika diusap dengan kedua telapak tangan dan diaplikasikan ke wajah.

Testimoni

Perbandingan wajah sebelum dan setelah pemakaian AYOM facial cleanser selama satu bulan. Foto: CANTIKA/Annisa Yasmin

Sesuai klaimnya yang tidak memiliki kandungan SLS dan SLES, AYOM facial wash sama sekali tidak mengeluarkan busa saat dipakai. Tekstur sabunnya lembut sehingga tidak pedih bila mengenai mata.

Setelah dibilas, AYOM facial wash tidak memberi kesan kaku dan ditarik. Terdapat sensasi kulit lebih halus setelah dibilas dan merasa lebih nyaman karena ada aroma alami dari produk. Hal ini sesuai dengan klaim sebagai penyeimbang pH kulit.

Pemakaian setelah 30 hari tanpa henti, AYOM tidak memberikan efek yang bermasalah di kulit Cantika yang normal cenderung kering. Hal ini sebagai 'bukti' bahwa produk ini ramah untuk semua jenis kulit.

Karena pada saat pemakaian Cantika tidak memiliki masalah kulit yang berarti, efek produk ini belum terlihat begitu jelas untuk menyelesaikan permasalahan kulit. Namun, AYOM facial wash dapat menyamarkan spot hitam yang muncul di wajah dan perlahan mencerahkan kulit. Tetapi produk ini bukan opsi yang tepat bila ingin mencari produk yang dapat menumpas jerawat dalam waktu singkat.

Secara keseluruhan, produk ini layak dicoba sebagai 'investasi' kulit jangka panjang.
Pembelian Produk Bila Sahabat Cantika tertarik membeli produk yang baru saja di-review ini, bisa membeli di toko resmi mereka di e-commerce Shopee dan Tokopedia. Harga AYOM facial cleanser ini bisa dibeli seharga 180 ribu rupiah dalam kemasan 120 ml yang dapat digunakan secara rutin selama dua bulan.

Pilihan Editor: Cantika Review: Yuk Coba Lip Mousse Tint yang Watery to Satin dari barenbliss

ANNISA YASMIN

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."