Operasi Minimal Invasif Jadi Favorit untuk Mengobati Hernia

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Dokter spesialis bedah di RS Royal Progress dr. Ika Megatia, B.MedSc, SpB, FINACS, FICS.

Dokter spesialis bedah di RS Royal Progress dr. Ika Megatia, B.MedSc, SpB, FINACS, FICS.

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaHernia atau yang lebih dikenal dengan turun berok merupakan salah satu gangguan kesehatan yang sering terjadi dan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari bagi penderitanya. Menurut data World Health Organization (WHO, 2017), terdapat sekitar 350 per 1000 populasi penderita Hernia dengan gejala yang berbeda-beda. Hernia disebabkan karena adanya kelemahan otot sehingga menimbulkan tonjolan yang umumnya berada di sekitar perut ataupun selangkangan. Namun terdapat penyebab lainnya seperti gangguan paru obstruktif kronik atau batuk kronis, kerusakan akibat cedera atau pembedahan dan segala sesuatu yang menyebabkan peningkatan tekanan intra abdomen.

Dokter spesialis bedah di RS Royal Progress dr. Ika Megatia, B.MedSc, SpB, FINACS, FICS, mengatakan, Penyakit hernia seringkali dianggap penyakit yang biasa terjadi pada laki-laki berumur 50 tahun, namun tetap ada beberapa hal yang harus diwaspadai sebelum terjadi komplikasi lebih lanjut. "Hernia yang menetap dapat menyebabkan jepitan pada isi kantung hernia seperti usus/ lemak usus dan dapat memicu nyeri hebat, kematian jaringan usus sampai kebocoran usus atau sampai dengan kematian," katanya dalam keterangan pers yang diterima Cantika pada akhir Desember 2023. 

Ika pun mengingatkan agar pasien tidak menunda konsultasi dengan dokter bila mengalami gejala hernia. "Hindari menunda konsultasi ke dokter untuk mencegah hal di atas terjadi. Dan di era modern ini, laparoskopi atau tindakan minimal invasif menjadi salah satu solusi pengobatan hernia yang menjadi favorit masyarakat karena luka sayatan yang lebih minim dan nyeri yang lebih ringan dan dapat menempatkan mesh jaringan yang lebih besar,” katanya. 

Ika mengingatkan bahwa tanda keadaan darurat pada hernia akibat benjolan menetap baik pada posisi tidur dan membesar saat berdiri atau duduk. Bisa juga ada gejala berupa nyeri kemerahan disertai mual, muntah dan demam. "Jika pasien telah berada dalam keadaan seperti ini, hindari menunda konsultasi ke dokter untuk mencegah terjadinya komplikasi," lanjutnya.

Operasi hernia sendiri bertujuan untuk memperkuat dinding abdomen agar dapat mencegah benjolan hernia tidak kembali menonjol. Umumnya dalam operasi ini tim dokter menggunakan alat yang disebut MESH untuk menutup hernia dan menguatkan dinding abdomen yang lemah. MESH ini terbuat dari bahan polimer sintetis yang tidak berbahaya dan dalam pembuatannya telah melewati berbagai tahap uji klinis, sehingga tidak akan menyebabkan reaksi penolakan oleh tubuh.

“Metode operasi minimal invasif dapat direkomendasikan bagi pasien yang menginginkan pembedahan minim sayatan. Dengan metode pembedahan minimal invasif, pasien hanya mendapatkan luka operasi kecil berkisar 0,5 – 1,5 cm dengan masa pemulihan lebih cepat serta minim rasa sakit. Jadi setelah operasi hernia dilakukan dan tidak ada keluhan, pasien dapat langsung diizinkan pulang,” kata Ika.

Pilihan Editor: 5 Fakta Seputar Hernia, Bisa Terjadi pada Bayi Baru Lahir

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."