Cara Eksfoliasi Wajah yang Benar dan Aman Menurut Dokter Kulit

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi eksfoliasi wajah. Freepik.com/Lookstudio

Ilustrasi eksfoliasi wajah. Freepik.com/Lookstudio

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pengelupasan kulit atau eksfoliasi wajah yang baik menghilangkan sel-sel kulit mati secara instan, membuat pori-pori tampak lebih kecil, memudarkan bintik-bintik, dan memberi Anda kesegaran keseluruhan lebih baik. Jika Anda bertanya-tanya bagaimana cara eksfoliasi wajah yang benar dan aman, berikut saran dokter kulit bersertifikat.

Apa Itu Eksfoliasi?

Untuk memahami pengelupasan kulit, kita harus mengetahui apa itu keratinosit. Keratinosit adalah sel kulit yang ditemukan di lapisan terluar kulit alias epidermis.

“Saat kulit terus memperbarui dirinya, keratinosit menjadi matang dan akhirnya dilepaskan melalui proses yang disebut deskuamasi,” jelas Chang dikutip dari Purewow, 29 Desember 2023.

"Pengelupasan kulit mempercepat pengangkatan sel-sel kulit mati dari lapisan terluar kulit, yang dapat membantu memunculkan sel-sel kulit baru dan memberikan banyak manfaat termasuk kulit lebih cerah, memperbaiki bintik-bintik coklat, tekstur lebih halus, mengurangi pori-pori tersumbat, dan meningkatkan penetrasi. topikal lainnya,” kata Chang.

Penting untuk melakukan eksfoliasi wajah dengan aman untuk meminimalkan risiko negatif, seperti kemerahan, iritasi, jerawat, atau jaringan parut.

Seberapa sering harus melakukan eksfoliasi wajah?

“Kulit setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda dan penting juga untuk diperhatikan bahwa kebutuhan tersebut dapat berubah seiring waktu,” kata Chang.

“Secara umum, saya merekomendasikan pengelupasan kulit secara lembut tidak lebih dari dua hingga tiga kali seminggu," ujarnya.

Berikut panduan umum seberapa sering Anda harus melakukan eksfoliasi tergantung pada jenis kulit dan tingkat pengalaman Anda.

Jika kulit Anda kering atau sensitif , sebaiknya lakukan eksfoliasi lebih jarang, misalnya setiap beberapa minggu sekali.

Bila kulit Anda berminyak, Anda bisa melakukan eksfoliasi lebih sering, misalnya setiap satu hingga dua hari sekali.

Jika Anda belum pernah melakukan eksfoliasi sebelumnya , Dr. Chang merekomendasikan untuk memulainya seminggu sekali dan terus meningkat sesuai toleransi jenis kulit Anda.

Kapan sebaiknya tidak melakukan eksfoliasi?

Hindari eksfoliasi jika ada luka terbuka, infeksi aktif, atau peradangan apa pun seperti jerawat atau eksim, imbau Chang. Selain itu, jika kulit Anda menjadi merah, meradang, teriritasi, atau mengelupas akibat pengelupasan kulit, hentikan dan konsultasikan dengan dokter kulit Anda untuk mendapatkan pilihan alternatif.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah pastikan Anda mempertimbangkan produk perawatan kulit lain yang sedang Anda gunakan seperti retinoid atau benzoil peroksida. Produk-produk tersebut jika dikombinasikan dengan eksfoliasi yang terlalu banyak dapat mengganggu pelindung kulit atau skin barrier yang mencegah masuknya bahan iritan dan bertanggung jawab untuk menjaga hidrasi dan kesehatan kulit.

Perbedaan antara pengelupasan kulit kimia dan mekanis

“Ada dua metode pengelupasan kulit di rumah, yaitu mekanis dan kimiawi,” jelas Chang.

Pengelupasan kulit secara mekanis melibatkan penggunaan alat pembersih atau scrub untuk mengangkat sel kulit mati secara fisik. Bentuk pengelupasan mekanis yang paling umum adalah:

- Scrub wajah dengan butiran mikro

- Kristal gula atau garam

- Bahan abrasif seperti batu apung, spons, atau sikat pembersih

“Pengelupasan kimiawi melibatkan bahan kimia, seperti asam alfa dan beta-hidroksi, untuk melarutkan dan melonggarkan sel-sel kulit mati,” kata Chang.

Tiga eksfoliator kimia utama yang digunakan adalah:

- Asam alfa-hidroksi (AHA) yang meliputi asam glikolat, asam laktat, dan asam mandelat.

“AHA adalah asam alami yang terdapat dalam banyak makanan dan gula susu, serta diproduksi secara sintetis. Mereka mendorong pengelupasan kulit dengan memecah adhesi antara sel-sel kulit di epidermis,” jelas Chang.

- Asam beta-hidroksi (BHA) seperti asam salisilat larut dalam lemak, sehingga memungkinkannya menembus lebih dalam ke dalam folikel rambut dan melarutkan residu yang menyumbat pori-pori seperti minyak, sehingga ideal untuk orang dengan kulit berminyak dan berjerawat.

- Asam polihidroksi (PHA) adalah generasi baru asam alfa-hidroksi yang memiliki efek serupa tetapi iritasinya lebih sedikit.

“PHA, seperti asam laktobionat dan glukonolakton, memiliki struktur molekul yang lebih besar dibandingkan AHA lainnya, sehingga membatasi kemampuannya untuk menembus kulit dan dengan demikian mengurangi efek sampingnya,” kata Chang.

PHA telah terbukti secara klinis memberikan manfaat menghaluskan kulit dan anti penuaan yang sebanding dengan asam alfa-hidroksi, sekaligus menghidrasi kulit.

Exfoliator yang Terbaik untuk Digunakan

Dr. Chang umumnya merekomendasikan eksfoliator kimia daripada eksfoliator fisik atau mekanis. “Eksfoliator fisik seringkali menyebabkan iritasi berlebihan dan memperburuk kondisi kulit, seperti jerawat,” jelasnya.

Pastikan Anda menggunakan tabir surya setiap hari karena penelitian menunjukkan bahwa pengelupas kulit kimia seperti asam alfa hidroksi dapat membuat kulit lebih sensitif terhadap radiasi ultraviolet (UV).

Pilihan Editor: 4 Cara Eksfoliasi Wajah yang Benar, Menurut Dokter Kulit

PUREWOW

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."