5 Kesalahan Perawatan Kulit saat Musim Dingin yang Perlu Dihindari

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi perempuan memakai tabir surya di dalam ruangan. Foto: Freepik.com/lookstudio

Ilustrasi perempuan memakai tabir surya di dalam ruangan. Foto: Freepik.com/lookstudio

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Jika Anda tengah berlibur di negara yang memasuki musim dingin bahkan bersalju, penurunan suhu membawa serta sejumlah tantangan perawatan kulit. Udara dingin dan kering dapat menyebabkan masalah kulit seperti kekeringan hingga pengelupasan. Untuk mengatasinya, sangat penting untuk menerapkan rutinitas perawatan kulit yang tepat. Namun, banyak dari kita yang secara tidak sengaja melakukan kesalahan perawatan kulit saat musim dingin yang dapat memperburuk masalah kulit. Apa saja itu?

Berikut lima kesalahan perawatan kulit musim dingin yang perlu dihindari.

1. Tidak Memakai Tabir Surya

Salah satu kesalahpahaman paling umum adalah bahwa tabir surya hanya diperlukan di musim panas. Di musim dingin, orang cenderung meremehkan kekuatan sinar ultraviolet (UV) matahari.

Salju dan es dapat memantulkan sinar matahari, sehingga meningkatkan paparan sinar UV. Selain itu, paparan sinar matahari yang berkepanjangan dapat menyebabkan penuaan dini dan kerusakan kulit.

Oleh karena itu, penggunaan tabir surya berspektrum luas dengan setidaknya SPF 30 harus dilakukan sepanjang tahun untuk melindungi kulit dari radiasi UV yang berbahaya.

2. Mengabaikan hidrasi

Udara musim dingin tidak memiliki kelembapan, dan sistem pemanas dalam ruangan semakin menghilangkan kelembapan udara.

Lingkungan yang kering ini dapat menyebabkan dehidrasi pada kulit. Banyak orang melakukan kesalahan dengan tidak menyesuaikan rutinitas perawatan kulitnya untuk mengatasi masalah ini.

Untuk mengatasi kekeringan, penting untuk menggunakan pelembap yang menghidrasi yang mengunci kelembapan.

Pertimbangkan untuk menggunakan produk dengan bahan-bahan seperti asam hialuronat, gliserin, atau ceramide untuk menjaga kulit tetap terhidrasi.

3. Mandi Air Panas

Meskipun mandi air panas mungkin terasa nyaman di cuaca dingin, hal ini dapat menghilangkan minyak alami kulit, membuat kulit kering dan teriritasi.

Paparan air panas dalam waktu lama dapat merusak penghalang lipid di kulit, sehingga menyebabkan hilangnya kelembapan.

Cobalah mandi dalam waktu singkat dan gunakan air suam-suam kuku, dan pastikan untuk segera melembalkan kulit setelahnya. Menggunakan pembersih yang lembut dan bebas pewangi juga akan membantu mencegah iritasi lebih lanjut.

4. Mengabaikan Pengelupasan Kulit

Pengelupasan kulit atau eksfoliasi adalah langkah penting dalam rutinitas perawatan kulit apa pun, namun beberapa orang cenderung mengabaikannya di musim dingin, karena khawatir hal itu dapat memperburuk kekeringan. Namun, eksfoliasi membantu mengangkat sel kulit mati sehingga pelembap dapat meresap lebih efektif.

Pilih eksfoliator ringan dan gunakan sekali atau dua kali seminggu untuk menjaga kulit tetap sehat bercahaya. Hindari scrub kasar yang dapat menyebabkan robekan mikro pada kulit, yang dapat menyebabkan masalah yang lebih signifikan.

5. Tidak menyesuaikan rutinitas perawatan kulit

Kulit memiliki kebutuhan yang berbeda selama musim dingin dibandingkan musim lainnya, dan menggunakan produk yang sama sepanjang tahun mungkin tidak efektif.

Menyesuaikan rutinitas perawatan kulit Anda untuk mengatasi masalah khusus musim dingin sangatlah penting.

Pertimbangkan untuk menggunakan pelembap yang lebih kaya dan lebih emolien serta serum yang menghidrasi. Selain itu, menggunakan pelembap udara di dalam ruangan dapat membantu mengembalikan kelembapan udara dan mencegah kulit mengering.

Pilihan Editor: 5 Tips Jaga Kesehatan Kulit di Musim Hujan, Tetap Gunakan Tabir Surya

TIMES OF INDIA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."