Alexandra Askandar bagi 4 Tips Work Life Balance untuk Perempuan Berkarier

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Alexandra Askandar/Foto: Instagram/Alexandra Askandar

Alexandra Askandar/Foto: Instagram/Alexandra Askandar

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menjadi perempuan yang ingin berkarier (tidak hanya di perbankan) dan juga menjalani hidup sebagai seorang istri maupun ibu rumah tangga pasti menghadapi banyak
tantangan dan dilema, salah satunya adalah work life balance. Begitu pula yang dialami Wakil Direktur Bank Mandiri, Alexandra Askandar

Keseimbangan antara kehidupan bekerja dan kehidupan pribadi, menjadi dilema yang cukup besar bagi pemimpin perempuan. Dunia perbankan yang kompetitif dan tuntutan pekerjaan yang tinggi, terutama di tingkat kepemimpinan, merupakan tantangan tersendiri bagi pemimpin perempuan untuk menjaga keseimbangan antara tanggung jawab profesional dan peran keluarga. Tantangan ini dapat memengaruhi kepuasan kerja dan kualitas hidup secara keseluruhan.

"Namun, dalam pandangan saya terkadang dilema tersebut menjadi roadblock bagi para leaders perempuan karena mindset yang dimilikinya sendiri. Banyak perempuan yang masih mengalami keraguan. Apakah saya mampu? Apakah keluarga akan mendukung? Dan pertanyaan-pertanyaan  lainnya yang sebenarnya justru mengunci potensi yang ada di dalam diri," ucap dia melalui pesan instan kepada Cantika, Kamis, 14 Desember 2023. 

Di dalam dunia kerja, self-efficacy yang tinggi akan memotivasi karyawan untuk terbuka terhadap pengalaman baru, problem solving, dan mudah dalam menyampaikan gagasan. Di sisi lain, self-efficacy yang rendah justru mengakibatkan karyawan tidak percaya diri pada kemampuannya. Untuk itu reshaping our minds menjadi suatu hal yang tidak kalah penting dalam mendukung kepemimpinan perempuan.

Meskipun tantangan-tantangan muncul, para leaders perempuan terus maju dan mengubah wajah kepemimpinan di sektor perbankan dan industri lainnya. Mereka membuktikan bahwa keberhasilan tidak ditentukan oleh gender, tetapi oleh kecerdasan, kompetensi, dan keberanian untuk menghadapi tantangan. Dalam menghadapi rintangan, pemimpin perempuan memainkan peran penting dalam merangkul inklusi, membuka jalan bagi generasi mendatang, dan menciptakan perubahan positif yang mendalam.

Untuk perempuan yang berusaha mencapai keseimbangan antara peran sebagai wanita
karier dan keluarga atau work life balance, terdapat beberapa kiat yang Alexandra bagikan:

1. Kembangkan kapasitas diri

Penting untuk selalu mengembangkan kapasitas diri. Dengan terus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, kita dapat lebih efisien dalam mengelola waktu, khususnya dalam menjalankan peran sebagai ibu. Kemampuan ini memainkan peran penting dalam menciptakan keseimbangan yang sehat antara pekerjaan dan keluarga.

2.  Manfaatkan keunggulan kompetitif dan ciptakan gaya Anda sendiri

Menjadi versi terbaik dari diri sendiri membantu kita memberikan kontribusi maksimal, tidak hanya di tempat kerja, tetapi juga dalam mendukung keluarga. Setiap perempuan memiliki potensi unik yang dapat diandalkan untuk mencapai kesuksesan di berbagai peran.

3. Self-Awareness

Mempunyai kesadaran diri (self-awareness) membantu kita untuk memahami kondisi yang sedang kita alami. Kesadaran diri ini membantu kita mengelola stres dan menghadapi kondisi burnout di lingkungan kerja maupun dalam dinamika keluarga.

4. Jangan lupa untuk selalu beribadah

Meluangkan waktu untuk beribadah membantu kita menemukan ketenangan batin dan memberikan kekuatan spiritual yang mendukung perjuangan mencapai keseimbangan. Dengan menggabungkan pengembangan diri, gaya kepemimpinan yang unik, kesadaran diri, dan spiritualitas, perempuan dapat membina keseimbangan yang bermakna antara karier dan keluarga.

Pilihan Editor: Gaya Kepemimpinan Alexandra Askandar, Kombinasi Kecerdasan Emosional dan Perencanaan Matang

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."