5 Fakta Menarik Black Friday

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Pembeli berjalan di department store Macy selama berbelanja Black Friday di Manhattan di New York City, New York, AS, 24 November 2023. REUTERS/David Dee Delgado

Pembeli berjalan di department store Macy selama berbelanja Black Friday di Manhattan di New York City, New York, AS, 24 November 2023. REUTERS/David Dee Delgado

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Perayaan Black Friday merupakan salah satu bentuk persiapan Natal dengan dimulainya musim belanja di Amerika Serikat. Black Friday juga identik dengan hari hiruk- pikuk belanja, karena beberapa toko serta platform online menawarkan diskon menarik secara besar-besaran.

Setiap tahunnya, Black Friday diperingati sehari setelah Thanksgiving, yang merupakan hari libur tradisional di Amerika Serikat di mana orang-orang mengungkapkan rasa syukur dengan hidangan tradisional seperti kalkun panggang selain hidangan lainnya. Pada tahun ini, Thanksgiving diperingati pada tanggal 23 November, sedangkan Black Friday diperingati sehari setelahnya, yaitu 24 November.

Bagi kamu yang ingin mengengetahui lebih banyak soal Black Friday, berikut lima fakta menarik lainnya.

1. Sejarah Black Friday

Ada banyak sejarah terkait asal mula istilah Black Friday. Di Amerika, istilah ini kali pertama digunakan pada bulan September 1869. Namun di masa itu, menurut Encyclopedia Britannica, istilah tersebut tidak mengacu pada belanja liburan.

Catatan sejarah menunjukkan istilah ini digunakan untuk menggambarkan pemodal Amerika di Wall Street, Jay Gould dan Jim Fisk, yang membeli sebagian besar emas negara tersebut untuk menaikkan harga. Pasangan ini tidak dapat menjual kembali emas tersebut dengan margin keuntungan yang meningkat seperti yang mereka rencanakan dan usaha bisnis mereka diresmikan pada 24 September 1869.

“Skema ini akhirnya terungkap pada hari Jumat di bulan September, menyebabkan pasar saham mengalami penurunan yang cepat dan membuat semua orang bangkrut, mulai dari jutawan Wall Street hingga masyarakat miskin,” kata Lyle David Solomon, pengacara di Oak View Law Group di California, dikutip dari Fox News, 24 November 2023.

“Pasar saham anjlok 20%, dan perdagangan luar negeri terhenti. Nilai panen gandum dan jagung turun setengahnya bagi para petani,” jelasnya.

Sejarah lain mencatat Black Friday kali perta disebutkan oleh Polisi Philadelphia pada tahun 1950-an untuk menggambarkan kekacauan yang terjadi pada hari pasca Thanksgiving. Pada saat itu, banyak orang luar mengunjungi kota tersebut untuk menonton pertandingan sepak bola, sehingga menimbulkan kekacauan besar dan membuat gusar pihak berwenang setempat.

Istilah ini juga digunakan pada saat itu oleh beberapa organisasi kota besar untuk menggambarkan antrean besar di luar toko mereka dan belanja yang berlebihan. Para pengusaha berusaha mengganti nama hari itu menjadi "Jumat Besar" pada tahun 1961. Namun, hal itu tidak efektif, sehingga tahun 1985, istilah tersebut telah menjadi nama yang mudah dikenali di Amerika Serikat. Pada tahun 2013, Black Friday telah dikenal secara mendunia.

2. Perayaan Black Friday di Negara Lain

Amerika bukan satu-satunya negara yang merayakan Black Friday. Empat belas negara dilaporkan merayakan acara belanja liburan tahunan ini. Negara-negara yang merayakan Black Friday antara lain Kanada, Inggris, Afrika Selatan, Irlandia, Jerman, Italia, Swedia, Belgia, Luksemburg, Belanda, Brasil, Meksiko, Australia, dan Selandia Baru.

3. Acara Black Friday Diperpanjang

Selama lebih dari 60 tahun, Black Friday telah menjadi salah satu hari tersibuk bagi toko dan pembeli menyambut musim liburan. Acara ini menjadi lebih lama dengan adanya rangkaian acara Black Friday awal atau diperpanjang yang dapat dimanfaatkan pelanggan di toko dan daring.

“Hari ini, Black Friday telah berubah menjadi acara yang berlangsung selama lebih dari sebulan, dan para pengecer melihatnya sebagai acara akuisisi pelanggan yang sangat besar,” kata 
Jay Myers, salah satu pendiri Bold Commerce.

4. Pembeli Hanya Mampu Mengantre Selama 30 Menit

Selama bertahun-tahun, kesabaran pembeli menurun saat mengantre untuk mendapatkan penawaran menarik di Black Friday. Survei terbaru yang dilakukan oleh Drive Research menunjukkan bahwa 45 persen orang mengantre selama 30 menit atau kurang sebelum keluar.

Survei tersebut juga mencatat bahwa hanya 26 persen pembeli yang akan menunggu hingga satu jam dan 11 persen pemburu promo Black Friday akan mengantre selama dua jam atau lebih.

5. Hari Belanja Terbesar Setiap Tahun

Meskipun mungkin ada beberapa perdebatan, Black Friday secara resmi ditetapkan sebagai hari belanja terbesar tahun ini. Black Friday (24 November), diikuti oleh Super Saturday (23 Desember) dan Sabtu ketiga di bulan Desember (16 Desember) adalah hari belanja tersibuk di negeri Paman Sam. Tahun ini, diperkirakan 182 juta orang berencana ikut serta dalam belanja Black Friday, baik secara langsung maupun daring, menurut National Redtail Federation (NRF).

Pilihan Editor: Riset: 35 Persen Anak Muda Pernah Belanja Berlebihan Demi Tuntutan Gaya Hidup

ANNISA YASMIN | CNBCTV18 | FOX NEWS | BUSINESS STANDARD

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."