5 Kebiasaan di Dapur yang Kerap Memicu Kebakaran

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi koki perempuan sedang mengocok adonan di dapur. (Unsplash/Jess Terrs)

Ilustrasi koki perempuan sedang mengocok adonan di dapur. (Unsplash/Jess Terrs)

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaKebakaran cukup sering terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Api pun semakin cepat menghadang saat musim kemarau yang sedang melanda Indonesia. Kebakaran bisa berasal dari beberapa kebiasaan di dapur yang bisa menjadi pemicu adanya api. 

Manajer komunikasi National Fire Prevention Association (NFPA) Susan McKelvey menjelaskan berikut lima kebiasaan yang harus dihentikan sesegera mungkin untuk mencegah kebakaran, seperti dilansir laman Eating Well, Rabu 11 Oktober 2023.

1. Meninggalkan kompor atau oven 

Jika Anda memiliki sesuatu yang mendidih di atas kompor atau memanggang di dalam oven, mungkin tergoda untuk membiarkannya sambil melakukan pekerjaan lain di rumah. McKelvey menyatakan bahwa ini tidak boleh dilakukan. "Memasak tanpa pengawasan sejauh ini merupakan penyebab utama kebakaran rumah dan kematian akibat kebakaran itu,” katanya,

Istilah 'tanpa pengawasan' bermakna bahwa ketika orang tidak memantau apa yang sedang dimasak, atau bahkan ketika perhatian mereka teralihkan, meninggalkan ruangan, atau tertidur.

2. Meninggalkan benda mudah terbakar dekat api

Meletakkan sarung tangan oven atau potholder di dekat Anda memang memudahkan, tetapi meletakkannya di samping kompor akan menimbulkan bencana. "Bahan-bahan yang terbengkalai saat proses memasak yang tidak diawasi, menduduki peringkat kedua dalam penyebab kebakaran saat memasak dan keempat dalam hal kematian dan cedera saat memasak,” lapor McKelvey.

Sebaiknya simpan barang-barang ini di tempat yang jauh, dan jika sudah selesai menggunakan kertas atau pembungkus plastik saat memasak, segera buang barang-barang tersebut untuk menghindari bahaya kebakaran lainnya.

Simpan segala sesuatu yang bisa terbakar, seperti lap piring, sarung tangan oven, kemasan makanan, dan tisu, setidaknya tiga kaki atau sekitar 1 meter dari kompor dan peralatan memasak.

3. Kompor listrik tidak selalu aman

Meski bukan api terbuka, namun jika Anda mengira kompor listrik lebih aman dibandingkan kompor gas, maka itu anggapan salah. Perapian atau kompor tanam terlibat dalam 53 persen kebakaran yang dilaporkan saat memasak di rumah, 88 persen kematian akibat kebakaran saat memasak, dan 74 persen cedera akibat kebakaran saat memasak.

McKelvey mengatakan rumah tangga yang menggunakan kompor listrik memiliki risiko lebih tinggi terhadap kebakaran saat memasak dan kerugian terkait dibandingkan rumah tangga yang menggunakan kompor gas.

Meninggalkan benda apa pun yang mudah terbakar di sekitar pembakar ini tetap tidak disarankan, meskipun tampaknya sebaliknya.

4. Jangan menghadapkan gagang panci ke arah badan

Gagang panci bisa menghalangi kegiatan memasak dan menyebabkan kemungkinan besar panci atau wajan terjatuh. Selain itu, jika terjadi kebakaran yang disebabkan minyak, Anda mungkin secara naluriah mengambil pegangan untuk membawanya ke wastafel tapi jangan lakukan itu.

McKelvey memberikan tips tentang cara meletakkan panci di atas kompor dan cara menangani percikan minyak dengan benar. "Putar gagang panci ke arah belakang kompor. Tutuplah panci di dekat Anda saat memasak. Jika letupan minyak mulai kecil, tutup panci dan matikan kompor," kata McKelvey.

5. Jauhkan anak kecil dan hewan peliharaan di dapur

Demi keselamatan seluruh keluarga, McKelvey menyarankan untuk menjauhkan anak kecil dan hewan peliharaan dari dapur saat Anda memasak. “Ciptakan 'zona bebas anak-anak dan hewan peliharaan' setidaknya 1 meter di sekitar area memasak dan di mana pun makanan atau cairan panas disiapkan atau dibawa,” katanya.

Pilihan Editor: Nyaris Jadi Korban Kebakaran Apartemen Tamansari, Ini Kisah Ayu Kartika Dewi

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."