BHA Baik untuk Kulit Berminyak, Simak Manfaat dan Efek Sampingnya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi eksfoliasi wajah. Freepik.com/Lookstudio

Ilustrasi eksfoliasi wajah. Freepik.com/Lookstudio

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Umumnya, bahan pengelupas kimiawi yang paling populer adalah asam alfa hidroksi (AHA) dan asam beta hidroksi (BHA). Meskipun keduanya sama-sama eksfolian, cara AHA dan BHA mencapai hasil tersebut sedikit berbeda. Dan, ketika bicara soal kulit berminyak dan berjerawat, BHA merupakan pilihan yang tepat. Yuk, kita kulik manfaat dan efek sampingnya

Apa itu BHA?

"BHA adalah bahan pengelupas kulit (sel kulit mati) kimia yang larut dalam minyak yang menjangkau jauh ke dalam pori-pori untuk memecah ikatan antara sel-sel kulit mati," kata Michael I. Jacobs, dokter kulit bersertifikat dan profesor dermatologi di Weill Cornell Medical College, Amerika Serikat, dikutip dari Byrdie, Senin, 2 Oktober 2023

BHA juga bersifat antibakteri dan anti-inflamasi, sehingga sangat membantu dalam mengobati jerawat dan menenangkan kulit sensitif. Asam salisilat bisa dibilang merupakan BHA paling populer, yang dikenal karena kemampuannya dalam menghilangkan jerawat dan mengelupas kulit mati.

Manfaat BHA

1. Mencegah jerawat

Menurut Corey L. Hartman, dokter kulit bersertifikat dan pendiri Skin Wellness Dermatology di Birmingham, Alabama, Amerika, BHA membantu mencegah jerawat dengan mengelupas sel kulit mati dan membuka pori-pori yang tersumbat.

2. Mengurangi sebum di permukaan kulit

Dr. Hartman mengatakan fungsi yang sama yaitu membantu mencegah jerawat juga membantu mengurangi jumlah sebum di permukaan, sehingga sangat berguna untuk jenis kulit yang lebih berminyak.

3. Mengurangi munculnya garis-garis halus dan kerutan

Dengan meningkatkan kekencangan, warna kulit, dan tekstur, BHA dapat membantu mengurangi munculnya garis-garis halus dan kerutan.

4. Mengecilkan tampilan pori-pori

Menurut Dr. Jacobs, BHA sangat bagus untuk mereka yang memiliki pori-pori tersumbat atau membesar karena dapat menembus lebih dalam dan membuka pori-pori yang tersumbat, membuatnya tampak lebih kecil di permukaan.

5. Mencerahkan hiperpigmentasi

Dr. Hartman menjelaskan bahwa sifat pengelupasan BHA membantu mengurangi dan meringankan hiperpigmentasi, terutama hiperpigmentasi yang disebabkan oleh peradangan jerawat atau kerusakan akibat sinar matahari.

6. Melawan bakteri

Mengingat kualitas antibakterinya, BHA dapat membantu menangkal bakteri penyebab jerawat.

7. Menenangkan iritasi dan peradangan

Berkat sifat anti-inflamasinya, BHA sangat mahir dalam menenangkan iritasi dan peradangan, terutama bila digunakan pada konsentrasi yang lebih rendah.

Efek Samping BHA

Seperti kebanyakan bahan lainnya, BHA memiliki beberapa potensi efek samping. Menurut Dr. Jacobs, beberapa orang mengalami iritasi kulit, seperti kekeringan dan kemerahan, saat mulai menggunakan BHA. Namun, ia mencatat bahwa orang dengan kulit sensitif dan kering biasanya lebih rentan terhadap efek samping ini.

Dia juga mengatakan efek ini dapat dikurangi dengan memasukkan BHA secara perlahan ke dalam rutinitas Anda, menggunakannya sekali atau dua kali seminggu. Meskipun beberapa pengguna pada akhirnya dapat mentolerir penggunaan sehari-hari, yang lain tidak akan pernah mencapai tingkat tersebut.

Menurut Dr Hartman, BHA juga dapat membuat kulit lebih rentan terhadap kerusakan akibat sinar matahari. Oleh karena itu, ia sangat menyarankan penggunaan tabir surya setiap hari.

Ia juga mencatat bahwa sebagian kecil pasien mungkin mengalami efek samping yang lebih parah seperti ruam, kulit mengelupas, atau melepuh. Jika hal ini terjadi, ia menyarankan untuk segera menghentikan penggunaan BHA dan berkonsultasi dengan dokter kulit.

Cara Penggunaan BHA

Ada banyak sekali produk yang mengandung BHA di pasaran. Bagi mereka yang memiliki kulit lebih sensitif, Dr. Jacobs menyarankan untuk menggunakan pembersih atau masker yang mengandung BHA seminggu sekali.

Sementara itu toner dan serum yang mengandung BHA bisa mengatasi jerawat yang membandel. Di sisi lain, jika Anda ingin mengatasi noda tertentu, Dr. Jacobs menyarankan untuk mencari perawatan spot dan patch dengan BHA.

Namun, apa pun produk yang Anda pilih, penting untuk memperhatikan persentasenya. Mulailah dengan persentase BHA yang lebih rendah, seperti asam salisilat 1 persen hingga 2 persen, dan tingkatkan sesuai kebutuhan.

BHA Vs. AHA

BHA dan AHA serupa karena eksfolian kimia yang membantu mengurangi peradangan, memperbaiki tekstur kulit, dan mengecilkan tampilan pori-pori. Faktanya, banyak formula yang mengandung AHA dan BHA untuk efek maksimal. Namun, meskipun keduanya memiliki manfaat serupa, cara mencapai hasil tersebut sedikit berbeda.

Menurut Dr Hartman, perbedaan utama antara AHA dan BHA adalah AHA larut dalam air, sedangkan BHA larut dalam minyak. Hasilnya, AHA bekerja di permukaan kulit untuk mengangkat sel-sel mati.

Sebaliknya, BHA dapat menembus lebih dalam ke dalam kulit dan menembus lapisan lipid di antara sel-sel kulit, di mana BHA melonggarkan gumpalan sel-sel mati dengan melarutkan ikatan yang menyatukannya.

Meskipun AHA yang berbeda memiliki manfaat sekunder yang unik, semua BHA memiliki sifat antiinflamasi dan antibakteri. Menurut Dr. Jacobs, AHA biasanya lebih baik untuk tekstur kulit di malam hari, sedangkan BHA ideal untuk mengatasi jerawat dan pori-pori tersumbat.

Bagi mereka yang memiliki minyak berlebih, berjerawat, dan hiperpigmentasi akibat jerawat, BHA memberikan solusi yang ampuh namun lembut. Pengelupasan kimiawi secara efektif menembus jauh ke dalam pori-pori untuk menghentikan jerawat dan sifat berminyak pada sumbernya, membersihkan penyumbatan dan menghilangkan kelebihan sebum dengan mudah. Pastikan untuk memulai dengan lambat dan pertahankan dosisnya pada batas bawah (antara 1 persen dan 2 persen sudah cukup)

Pilihan Editor: 3 Bahan Skincare Ini Tidak Boleh Dipakai Bersamaan dengan Retinol

BYRDIE

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."