Saat Gaya Hip-hop Berpadu dengan Sentuhan Indonesia, Batik Solo dan Tenun Ikat Sumba

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Jenama lokal Nawa menampilkan koleksi Hip-hop yang berpadu dengan sentuhan Indonesia berupa Batik Solo dan tenun Ikat Sumba/Foto: Doc. Nawa

Jenama lokal Nawa menampilkan koleksi Hip-hop yang berpadu dengan sentuhan Indonesia berupa Batik Solo dan tenun Ikat Sumba/Foto: Doc. Nawa

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaFashion Industry di Indonesia beberapa tahun terakhir berkembang sangat pesat, ditandai banyaknya brand lokal yang tumbuh dengan pesat beberapa tahun terakhir ini. Salah satunya adalah NAWA, sebuah brand lokal yang menyasar anak muda dengan gaya hip hop yang sangat kekinian. 

NAWA tidak hanya memiliki standar kualitas yang baik tapi juga akan menampilkan kain tradisional yang berkualitas, yang ditampilkan dengan desain dengan teknik jahit dan finishing touch yang sangat cermat. Kain tradisional yang menjadi pilihan NAWA adalah batik Solo dan kain-kain tenun ikat asal Sumba. Desainnya unik dengan keberagaman kain tradisional Indonesia; secara keseluruhan menampilkan sentuhan "muda" dan "segar" yang diharapkan akan disukai generasi muda saat ini, terutama generasi milenial dan generasi Z.

Kata NAWA berasal dari bahasa Sangsekerta yang artinya sembilan. Dalam filosofi Jawa angka sembilan dianggap simbol dari kesempurnaan. Banyak makna filosofi di balik angkat sembilan, salah satunya dari falsafah Jawa Kuno yang mengatakan bahwa hidup itu terdiri dari 8 elemen dan 1 pancer atau pusat (rohani). Pancer ini yang membuat ke 8 elemen tadi menjadi hidup. Jadi NAWA sendiri bisa diartikan sebagai kehidupan. 

Jenama lokal Nawa menampilkan koleksi Hip-hop yang berpadu dengan sentuhan Indonesia berupa Batik Solo dan tenun Ikat Sumba/Foto: Doc. Nawa

Personal NAWA sendiri terdari tiga sahabat - Latisha Soeryadjaya, Yusuf Hantha Raszanov, Dasril Buyung - yang berkolaborasi dengan peran-peran masing-masing. Latisha berperan sebagai creative director, Yusuf menangani Creative Visual, sementara Dasril lebih ke Produksi.

Ketiga sahabat ini sangat mencintai budaya Indonesia, oleh karena itu tidak mengherankan jika mereka menggunakan batik dan tenun ikat Sumba untuk koleksi pertama mereka. Selanjutnya, mereka tetap akan menggunakan kain-kain tradisional Indonesia dan tidak berencana memproduksi kain sendiri.

Alasannya, "Lebih baik kami mendukung para pengrajin atau Usaha Mikro Kecil dan Menangah dengan menggunakan kain-kain produksi mereka agar mereka bisa lebih berkembang," ucap mereka. 

Rencananya seluruh koleksi NAWA akan dipasarkan secara online maupun offlline. Untuk online akan dilaksanakan melalui website, instagagram, dan tokopedia. Sementara secara offline akan dijual di consignment store di Indonesia maupun Singapura. Perlu diketahui produk-produk NAWA dijual dengan harga berkisar dari Rp200 ribu hingga Rp2 juta.

Pilihan Editor: Trunk Show ala Srikandi BUMN, Etnik dengan Tenun Ikat Karya Oscar Lawalata

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."