Mengenal Neo Kosmetika Industri, Maklon Produk Kecantikan yang Eksis sejak 20 Tahun Lalu

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Contoh kemasan produk skincare di Neo Kosmetika Industri, Bekasi, Jawa Barat. Foto: Dok. Neo Kosmetika Industri

Contoh kemasan produk skincare di Neo Kosmetika Industri, Bekasi, Jawa Barat. Foto: Dok. Neo Kosmetika Industri

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Jika kamu ingin membuat produk dengan merek atau brand sendiri, tapi belum memiliki sumber daya dan pengetahuan yang spesifik, Anda bisa menggunakan jasa maklon. Dengan menggunakan jasa tersebut, seseorang atau perusahaan tidak perlu lagi memikirkan soal membangun pabrik, membeli peralatan produksi, kesediaan bahan, pengemasan produk hingga membayar upah tenaga kerja. Bicara soal maklon produk kecantikan, salah satu pilihannya yang sudah eksis dua dekade adalah Neo Kosmetika Industri.

Oiya dari segi asal-usul kata, maklon sebenarnya berasal dari bahasa Belanda, yaitu maakloon yang berarti 'biaya produksi'. Kata maakloon lantas diserap ke dalam bahasa Indonesia dan berubah menjadi maklon. Oke, mari kita beralih mengulik Neo Kosmetika Industri.

Neo Kosmetika Industri Eksis 20 Tahun

Sesuai namanya, maklon yang berlokasi di Jatisampurna, Bekasi, ini fokus menawarkan jasa pembuatan produk perawatan rambut, tubuh, kulit hingga wewangian.

Neo Kosmetika eksis sejak tahun 2003. Pada bulan Oktober 2013, manajemen PT. NKI diakuisisi oleh Handri Setiawan sebagai Direktur Utama PT. Neo Kosmetika Industri, dan terjadi perubahan manajemen.

Perubahan tersebut meliputi perbaikan tata letak dan bangunan pabrik maklon kosmetik dan perawatan kulit (skincare) secara keseluruhan, serta fasilitas produksi (mesin-mesin) yang telah ditingkatkan teknologinya untuk meningkatkan efisiensi produksi. Tujuannya untuk membuat Neo Kosmetika Industri menjadi perusahaan jasa maklon kosmetik dan skincare yang mampu bersaing secara internasional, dengan menghasilkan produk-produk yang inovatif dan berkualitas tinggi.

Saat ditanya soal rumus eksistensinya, sang Manager Marketing Neo Kosmetika Industri, Wendy Swastika, menyebutkan dua hal, yakni pelayanan pelanggan yang optimal dan menjaga kualitas produk.

"Yang pertama adalah service excellent dan kedua adalah kualitas produk yang dihasilkan untuk para customer (pelanggan), selebihnya ada komunikasi dua arah yang lancar dengan para customer itu sendiri," jelas Wendy dalam surat elektronik atau email kepada Cantika, 22 Juni 2023.

Bahan Baku Salah Satu Tantangan yang Dihadapi 

Selama dua dekade bergerak di bidang jasa maklon, sama seperti perusahaan pada umumnya, ada sejumlah tantangan yang dihadapi Neo Kosmetika Industri, salah satunya terkait kelangkaan bahan baku. Ada beragam faktor yang memengaruhi kelangkaan tersebut menurut Wendy. Dari segi waktu, butuh waktu berbulan-bulan untuk memesan bahan baku. Sementara dari sisi bahan baku, kelangkaan itu bisa terjadi ketika bahan tersebut baru kali pertama dipakai atau sebaliknya yang umum digunakan.

Salah satu alur pembuatan produk di Neo Kosmetika Industri. Foto: Dok. Neo Kosmetika Industri

"Kalau untuk supplier, kami multi-supplier, hanya saja memang kadang kala bahan baku tersebut baru pertama kali dipakai di Indonesia dan PT Neo adalah maklon yang pertama kali melakukan pemesanan, maka sangat umum sekali jika bahan tersebut langka," ujarnya.

"Atau kadang kala kelangkaan tersebut terjadi karena banyaknya pemesanan atas bahan baku umum yang digunakan oleh banyak pabrik maklon," lanjutnya.

Pertumbuhan Skincare dari Kacamata Maklon

Menurut Wendy, pemesanan produk skincare meningkat sejak tahun 2020, bahkan masa pandemi Covid-19 berdampak positif terhadap pertumbuhan bisnis.

"Pertumbuhan bisnis skincare dalam lima tahun belakang ini sangat maju pesat, bahkan pandemi kemarin malah berdampak positif terhadap kenaikan jumlah pemesanan," jelasnya.

Jenis produk skincare yang kerap diproduksi selama lima tahun belakangan adalah pembersih wajah (facial wash), krim pagi (day cream), krim malam (night cream), toner, hingga serum.

Dari segi bahan, para pebisnis skincare lokal banyak menggunakan ceramide, niacinamide, retinol, tea tree oil, dan beberapa jenis minyak lainnya. Tujuannya untuk mencerahkan, melindungi skin barrier hingga melembapkan kulit.

Klien Neo Kosmetika Industri

Bicara soal klien, Wendy mengatakan berasal dari berbagai kalangan termasuk artis dan beautypreneur, serta beberapa merek besar yang sudah eksis di pasar.

"Saya hanya bisa menginformasikan bahwa ada beberapa brand besar yang menginvestasikan produk-produk mereka di PT Neo, jumlah atau kuantitas pemesanannya tentu saja sudah jutaan pcs," jelas Wendy.

Dari segi asal klien, tak hanya di Jawa dan sekitarnya, banyak juga dari luar Pulau Jawa. Jarak tak menjadi hambatan bagi Neo Kosmetika Industri karena diskusi dengan klien bisa melalui daring atau online.

"Daerah asal bukanlah menjadi hambatan untuk saat ini jika ingin menginvestasikan produk-produknya di PT Neo, karena bisa via meeting online ataupun chatting terlebih dahulu," kata Wendy.

Saat ditanya soal usia klien, kawula muda berusia 20-an juga menjadi salah satu klien Neo Kosmetik Industri. "Beragam pula, ada yang di usia 20-an (brand-brand start up), dan ada juga yang berumur 30-an (brand yang sudah eksis di pasar)," jelasnya.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."