Polusi Udara Kian Meresahkan, Ini 10 Risiko Kesehatan Akibat Sering Terpapar

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Monas terlihat samar akibat polusi udara di Jakarta, 11 Agustus 2023. TEMPO/ Hilman Fathurrahman W

Monas terlihat samar akibat polusi udara di Jakarta, 11 Agustus 2023. TEMPO/ Hilman Fathurrahman W

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tingginya aktifitas industri dan transportasi dapat memicu timbulnya pencemaran udara (polusi udara) lewat cerobong-cerobong asap maupun knalpot kendaraan. Apabila terus terpapar pencemaran udara, akan berdampak pada kesehatan. 

Pencemaran udara yang terakumulasi mewujud berupa kualitas udara suatu daerah yang memburuk. Pada 8-9 Agustus 2023, kualitas udara Jakarta bahkan tergolong yang terburuk di dunia. Melansir laman IQAir, perusahaan teknologi asal Swiss yang berfokus pada pengukuran kualitas udara, indeks kualitas udara Jakarta pada dua hari itu adalah 160 hingga 164.

Salah satu konsentrasi yang menjadi polutan utama, yaitu PM2.5 sebanyak 72 mikrogram per meter kubik. Dilansir dari p2ptm.kemkes.go.id, dampak pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana misalnya di dalam rumah, sekolah dan kantor. Pencemaran ini disebut pencemaran dalam ruangan (indoor pollution).

Sementara itu pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution) berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan dan proses alami oleh makhluk hidup.

Aneka Dampak Pencemaran Udara untuk Kesehatan 

Faktanya, pencemaran udara memiliki dampak terhadap kesehatan. Berikut deretan 10 risiko kesehatan akibat terus terpapar pencemaran udara, di antaranya:

1. Memicu Serangan Asma

Salah satu dampak kesehatan dari pencemaran udara adalah memicu serangan asma. Serangan asma menjadi dampak polusi udara yang mungkin terjadi, terutama bagi orang yang sebelumnya telah memiliki riwayat asma.  

Dikutip dari American Lung Association, menghirup udara yang tercemar polusi dapat menyebabkan peningkatan serangan asma, yang dapat mengakibatkan kunjungan ke ruang gawat darurat dan masuk rumah sakit, belum lagi kehilangan pekerjaan dan sekolah. 

2. Meningkatkan Risiko Infeksi dan Peradangan di Jaringan Paru-paru

Pencemaran udara dapat meningkatkan risiko infeksi dan peradangan pada jaringan paru-paru. Udara yang kotor bisa menyerang paru-paru, menyebabkan pembengkakan dan iritasi di jaringan paru, serta infeksi paru. Kondisi infeksi paru-paru ini lebih berisiko terjadi pada anak-anak. Selain itu, dampak polusi udara ini juga bisa terjadi pada orang sehat maupun orang yang memiliki riwayat asma dan penyakit paru lainnya, sehingga memperburuk kondisinya. 

3. Memicu Kanker Paru-paru

Ilustrasi fibrosis paru-paru. Shutterstock

Zat-zat berbahaya yang terdapat di udara yang telah tercemar juga dapat menimbulkan kanker paru-paru. Pada 2013, Organisasi Kesehatan Dunia menetapkan bahwa polusi partikel dapat menyebabkan kanker paru-paru, yang merupakan penyebab utama kematian terkait kanker di Amerika Serikat.  

4. Menghambat Perkembangan Anak

Paparan polusi udara dapat memperlambat dan menghambat perkembangan paru-paru pada anak-anak yang sedang tumbuh, membahayakan kesehatan mereka sekarang dan mengurangi fungsi paru-paru mereka saat dewasa. 

5. Memicu Penyakit Kardiovaskular

Dikutip dari Medical News Today, penelitian menunjukkan bahwa tinggal di daerah dengan tingkat polusi udara yang lebih tinggi dapat meningkatkan risiko kematian akibat stroke. Polusi udara dapat memicu stroke dan serangan jantung.  

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."