CANTIKA.COM, Jakarta - Gelaran Piala Dunia Wanita yang ke-sembilan sedang berlangsung di Australia dan New Zealand. Sejak pertama kali digelar di China pada tahun 1991, baru kali ini tuan rumah terdiri dari dua negara. Amerika Serikat yang adalah juara bertahan dua kali, sedang mengincar gelar ketiganya secara beruntun.
Kompetisi yang menyertakan 32 negara dalam 8 grup ini dibuka pada tanggal 20 Juli lalu dengan pertandingan salah satu tuan rumah New Zealand, melawan salah satu tim favorit juara Norwegia. Di depan para pendukungnya, gol tunggal Hannah Wilkinson berhasil mengukir sejarah sebagai kemenangan pertama tim nasional sepakbola New Zealand di ajang Piala Dunia, baik pria maupun wanita.
Tak lama setelah itu, giliran tuan rumah lainnya Australia yang membuka kampanye mereka dengan melawan Republik Irlandia. Tak mau kalah dengan negara tetangga yang meraih kemenangan, tim dengan julukan The Matildas ini juga berhasil mengalahkan lawan pertama mereka itu dengan skor identik.
Namun kisah berbeda terjadi untuk kedua tim tuan rumah di dua pertandingan selanjutnya. New Zealand harus takluk oleh tim debutan Filipina yang berhasil mencetak gol perdana mereka di Piala Dunia sekaligus menyegel kemenangan. Sedangkan di pertandingan penutup, New Zealand hanya bisa menahan imbang Swiss dan harus gugur dari kompetisi.
Sedangkan Australia yang setelah menekuk Republik Irlandia harus menelan kekalahan dari tim Elang Super Nigeria, berhasil memastikan lolos ke babak 16 besar setelah melibas Kanada dengan skor telak 4 gol tanpa balas.
Selain Australia, Asia berhasil mengirim China, Jepang, Korea Selatan, dan dua tim debutan dari Asia Tenggara yaitu Vietnam dan Filipina. Sayangnya, dari sejumlah wakil tersebut hanya Jepang yang berhasil menemani Australia lolos ke babak selanjutnya dengan hasil sempurna tiga kali menang, termasuk menghajar Spanyol 4-0.
Tidak seperti Piala Dunia Pria yang sudah digelar secara resmi oleh FIFA pada tahun 1930 di Uruguay, Piala Dunia Wanita butuh waktu lama untuk mendapat perhatian FIFA sampai akhirnya digelar secara resmi pada tahun 1991.
Namun sejarah Piala Dunia Wanita sendiri sebenarnya sudah dimulai sejak sebelum tahun 1991 di mana para pesepakbola wanita juga ingin berkompetisi di level paling tinggi walaupun tanpa akomodasi dari asosiasi sepakbola dunia tersebut.
Sambil menikmati laga-laga seru di Piala Dunia Wanita 2023 Australia dan New Zealand, berikut sejarah panjang perjuangan para atlet sepakbola wanita yang akhirnya berbuah manis dengan digelarnya Piala Dunia Wanita pertama di China pada tahun 1991, dengan Amerika Serikat yang keluar sebagai juara.
Dimulai Secara Independen di Italia
Sepakbola wanita sudah lama aktif, terutama di Eropa dan bahkan memiliki asosiasi sendiri yaitu FIEFF yang adalah singkatan dari Federazione Internazionale Europa Football Feminile. Karena tidak mendapat perhatian dan dukungan FIFA, FIEFF menggelar Piala Dunia Wanita versi mereka sendiri di Italia pada 1970.
Tidak seperti perkiraan banyak orang, gelaran Piala Dunia Wanita tersebut berhasil menarik perhatian banyak penonton. Kompetisi ini akhirnya menyisakan Denmark dan negara tuan rumah Italia sebagai finalis, di mana Denmark berhasil keluar sebagai juara setelah menang 2-0.
Hanya satu tahun kemudian, Piala Dunia Wanita kembali digelar, kali ini di Mexico lengkap dengan maskot bernama Xochitl. Di edisi kali ini, jumlah penonton bahkan lebih besar lagi, sampai ke angka ratusan ribu orang. Denmark kembali berhasil mengulang kesuksesan mereka dan menjadi juara.
Beberapa kompetisi Piala Dunia Wanita terus diadakan secara independen sampai tahun 1980-an. Melihat jumlah penonton yang ternyata cukup banyak, FIFA pun akhirnya tertarik dan setuju untuk mulai terlibat dan mengadakan turnamen uji coba dengan judul Kejuaraan Dunia Wanita di China pada tahun 1988.
Piala Dunia Wanita FIFA
Setelah kesuksesan turnamen uji coba itu, FIFA pun akhirnya secara resmi mengadakan Piala Dunia Wanita pertama di negara yang sama yaitu China tiga tahun setelahnya. Di Guangzhou, Amerika Serikat berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Norwegia dengan skor 2-1.
Setelah itu, Piala Dunia Wanita digelar setiap empat tahun sekali, sama dengan gelaran Piala Dunia Pria. Pada tahun 1995, giliran Swedia yang dipilih untuk menggelar turnamen ini. Finalis empat tahun lalu Norwegia, berhasil mengangkat piala setelah mengalahkan Jerman.
Empat tahun kemudian, sang juara pertama Amerika Serikat ditunjuk untuk menjadi tuan rumah. Begitu banyak rakyat Amerika Serikat yang berbondong-bondong ke stadion untuk mendukung tim nasional wanita mereka dengan rata-rata 37.000 orang per pertandingan. Hampir 100.000 orang hadir di laga final antara tuan rumah dan China di mana Amerika Serikat menang telak dengan skor 5-0.
Amerika Serikat kembali dipercaya untuk menggelar Piala Dunia Wanita selanjutnya pada 2003 dan berniat untuk kembali mengangkat piala di depan pendukung mereka sendiri. Namun sang juara bertahan harus gugur di babak semifinal setelah dikalahkan Jerman yang kemudian keluar sebagai Juara setelah mengalahkan Swedia di final.
China kembali menjadi tuan rumah di edisi selanjutnya. Di babak semi-final, empat tim tersisa yaitu Jerman, Brazil, Amerika Serikat dan Norwegia. Final yang menyajikan pertandingan antara Jerman dan Brazil pun menghasilkan Jerman sebagai tim pertama yang bisa mempertahankan gelar juara dunia mereka.
Piala Dunia Wanita edisi 2011, Jepang mengejutkan dunia dengan performa gemilang mereka. Tim dengan julukan Nadeshiko ini berhasil menyingkirkan tuan rumah Jerman, kemudian menaklukkan Swedia untuk menghadapi Amerika Serikat di babak final.
Ketika semua penonton, terutama pendukung Amerika Serikat sudah mengira bahwa Jepang akan kalah 2-1 setelah Abby Wambach mencetak gol di menit ke-104, Jepang membuktikan tekad mereka dengan menyamakan kedudukan pada menit ke-117 lewat sang kapten Himare Sawa. Laga yang berlanjut ke adu penalti berhasil dimenangkan oleh Jepang dengan skor 3-1, menjadikan Jepang sebagai juara pertama dari Asia.
Di dua Piala Dunia Wanita selanjutnya yang digelar di Kanada dan Perancis, Amerika Serikat berhasil keluar sebagai juara setelah mengalahkan sang juara bertahan Jepang di Kanada, dan Belanda di Perancis.
Piala Dunia Wanita adalah salah satu wujud perjuangan puluhan tahun para atlet sepakbola wanita untuk mendapatkan kesempatan yang sama dengan atlet laki-laki. Anda bisa ikut mendukung perjuangan tersebut dengan menonton laga-laga serunya secara gratis di FIFA Plus termasuk babak final Piala Dunia Wanita 2023 yang akan digelar pada 20 Agustus 2023.