Penyebab Takut Ditinggalkan Orang Terdekat beserta Cara Mengatasinya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita bersedih. shutterstock.com

Ilustrasi wanita bersedih. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Takut ditinggalkan orang terdekat adalah salah satu ketakutan paling menyakitkan yang ada. Perasaan itu dari berbagai alasan, baik itu trauma masa kecil, patah hati, atau sering diabaikan, sehingga menyebabkan banyak pola perilaku yang sebenarnya tidak sehat bagi diri sendiri.

"Ini adalah salah satu ketakutan paling menyakitkan yang bisa kita simpan di dalam diri kita. Biasanya ketakutan ini juga membawa perasaan malu dan tidak mampu," ujar Terapis, Sadaf Siddiqi, dikutip dari laman Hindustan Times, Minggu, 16 Juli 2023.

Siddiqi menambahkan bahwa untuk mengatasi rasa takut ditinggalkan, perlu dipahami bagaimana hal itu tumbuh dan memengaruhi diri. "Kita perlu mengidentifikasi siapa (atau apa) yang menyakiti kita, mempelajari cara menenangkan diri , menerima bahwa Anda dapat menangani apa yang menghadang Anda, dan yang paling penting, berlatih mengatur emosi Anda," katanya.

Berikut Sejumlah Penyebab Rasa Takut Ditinggalkan Orang Terdekat

1.Trauma

Kepribadian sering dibentuk oleh peristiwa traumatis yang kita hadapi dalam hidup. Itu mempengaruhi kita dalam banyak hal. Contohnya, saat tumbuh dalam keluarga yang disfungsional di mana kita terus-menerus disingkirkan dan diabaikan, kita cenderung takut ditinggalkan dalam hubungan orang dewasa.

2. Kurang Kasih Sayang

Dibesarkan dalam keluarga yang tidak stabil dengan kasih sayang yang rendah, kita cenderung mencari keterikatan dalam hubungan orang dewasa.

Cara Mengatasi Rasa Takut Ditinggalkan Orang Terdekat oleh Siddiqi

1. Meningkatkan Kepercayaan Diri

Untuk menumbuhkan harga diri sendiri, kita perlu membangun kepercayaan diri. Langkah pertama untuk melakukannya adalah terlibat dalam aktivitas yang meningkatkan kepercayaan diri sendiri.

2. Mencari Sumber Dukungan

Dari memiliki kelompok teman hingga mentor, penting untuk mencari kelompok pendukung di mana kita bisa menjadi rentan.

3. Penuhi Kebutuhan Dasar

Kita perlu belajar memprioritaskan kebutuhan kita sendiri dan memenuhi kebutuhan dasar harian kita sendiri.

4. Ambil Jeda

Ketika emosi yang sulit datang dan kita tidak dapat menghadapi semuanya bersama-sama, kita harus belajar untuk berhenti sejenak dan mengatasinya pada waktu yang sesuai.

Pilihan Editor: 5 Tanda Kamu Pasif-Agresif, Tak Langsung Ungkapkan Pikiran dan Perasaan Negatif

HINDUSTAN TIMES

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."