5 Alasan Mengapa Perempuan Susah Move On Usai Bercerai, Sering Menyalahkan Diri Sendiri

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi wanita sedih/putus cinta. Shutterstock.com

Ilustrasi wanita sedih/putus cinta. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Setelah seseorang berpisah dengan mantan suami, memulai sebuah proses move on mungkin hal yang rumit. Dalam banyak hal, dapat terlihat kalau mungkin seseorang telah move on. Namun, dalam rentang waktu ini, terdapat hal-hal kecil yang menghalangi untuk benar-benar maju menjadi diri Anda seperti sebelumnya lagi, setelah sakit hati yang diakibatkan oleh bubarnya pernikahan.

Berikut adalah lima alasan mengapa perempuan susah untuk move on setelah bercerai:

1. Menyelesaikan perceraian memakan waktu lebih lama dari yang seharusnya

Bukan karena pertengkaran, melainkan karena berbagai keadaan seperti saat Anda mencari pekerjaan, memilih mediator baru setelah tidak berhasil dengan yang lain, dan menunda dokumen perceraian selama liburan. Membiarkan status "berpisah" begitu saja telah menjadi beban secara emosional.

Sejujurnya, membuat perceraian menjadi legal tidak akan mengubah kehidupan sehari-hari seperti sekarang sebagai ibu tunggal yang berpisah, hal itu menunda selesainya proses bersedih. Bagi sebagian orang, menunggu perceraian secara resmi memang masuk akal, seperti jika Anda berdua tinggal bersama (yang memang terjadi) karena alasan keuangan atau mungkin ingin tetap berada di bawah rencana asuransi kesehatan pasangan, tetapi jika tidak ada alasan kuat untuk membuat Anda terikat secara hukum dengan seseorang, membuat perceraian secara resmi dirasa lebih cepat lebih baik. 

2. Menghabiskan terlalu banyak waktu bersama

Sangat disarankan untuk tetap bersikap baik dan menjadi dewasa bersama mantan Anda jika memiliki anak bersama demi kebaikan mereka, tetapi jangan menghabiskan terlalu banyak waktu dengan mantan dan anak-anak Anda.

Mengapa? Karena bisa membuat diri tertekan akan pertanyaan-pertanyaan mengapa tidak bisa Anda bersama mantan suami melakukannya setiap saat. 

Akan selalu timbul pertengkaran kecil yang kemudian ketika pertengkaran berhenti, hari akan berjalan menyenangkan seperti biasanya, dan sekali lagi akan muncul pertanyaan, "Mengapa kami tidak bisa tetap menikah?"

Habiskan acara yang diperlukan bersama demi anak Anda sehingga dia dapat memiliki kehidupan keluarga yang baik dan stabil, tetapi jangan terlalu banyak menghabiskan waktu bersama yang akan memperlambat proses bersedih.

3. Tinggal di rumah yang sama yang biasa ditinggali

Tinggal di rumah bersama biasanya membuat seseorang semakin sulit move on. Rasanya seperti hidup dengan hantu: kehadiran mantan selalu ada, dan setiap kali mantan suami datang menjemput anak, ia akan bertindak seolah-olah masih tinggal di sana. Lebih baik pindah ke tempat baru dan mulai dari awal.

4. Menyalahkan diri sendiri

Terlalu sering menyalahkan diri sendiri karena perceraian seolah-olah Anda adalah penyebab perpisahan tersebut, padahal nyatanya tidak, keduanya berkontribusi pada kehancuran pernikahan. Ketika seseorang menjalani proses perceraian, mereka harus merenungkan kontribusinya terhadap rusaknya pernikahan, serta perubahan interpersonal apa yang perlu dilakukan individu tersebut agar menjadi sehat dan cocok secara positif untuk pasangan baru.

Namun yang terpenting, untuk diri sendiri. Meskipun menyalahkan diri sendiri mungkin merupakan hal yang umum dalam proses bersedih atas perceraian, itu bukanlah kebiasaan yang sehat jika ingin melepaskan dan melanjutkan hidup.

5. Menyimpan cincin pernikahan 

Hal lain yang dilakukan wanita untuk menghindari kenyataan pahit perceraian adalah menjaga cincin mereka. Menjaga cincin hanya membuat proses move on semakin lebih sulit. Menyimpan cincin kawin hampir seperti membohongi diri sendiri - "Mungkin semuanya akan berakhir dengan baik," atau, "Mengapa saya tidak menghargai masa lalu sedikit lebih lama?"

Sangat menyenangkan menyimpan barang-barang seperti foto pernikahan, terutama jika Anda memiliki anak yang mungkin ingin tahu seperti apa ibu dan ayah dulu, tetapi memegang cincin hanya mengubur diri Anda dalam penyangkalan yang dalam. 

Move on setelah bercerai idak cukup waktu yang mudah dan cepat, dan setiap orang melakukannya pada waktunya sendiri. Tapi jangan bersedih terlalu lama atas pernikahan Anda yang gagal. Kebahagiaan sudah dekat jika terus berjalan, langkah demi langkah.

Pilihan Editor: 7 Tanda Kamu Siap Menjalin Hubungan setelah Bercerai

AN NISA RISTIANTI | YOYR TANGO 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."