Menilik Sebab Perceraian saat Rumah Tangga Sudah Terjalin Lebih dari 10 Tahun

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi perceraian. Shutterstock

Ilustrasi perceraian. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Berkaca pada kasus perceraian Ari Wibowo dan Inge Anugerah dan juga beberapa pasangan sebelumnya yang memutuskan berpisah saat usia pernikahan memasuki di atas 10 tahun. Apa sebenarnya yang mendasari pasangan suami istri berpisah meski sudah bertahun-tahun hidup bersama. 

Psikolog, Anisa Cahya Ningrum mengatakan setiap pasangan yg mengakhiri pernikahan tentu memiliki alasan tertentu dan spesifik. Apalagi jika pernikahan sudah berlangsung lebih dari sepuluh tahun. 

"Bisa jadi permasalahan atau konflik memang baru muncul saat ini, dan sudah sulit untuk diselesaikan sehingga mereka memutuskan untuk berpisah. Namun tidak tertutup kemungkinan, bahwa sebetulnya permasalahan itu sudah mengganggu beberapa tahun sebelumnya, tetapi baru sekarang mereka berani mengambil keputusan," ungkap Anisa melalui pesan instan, Senin, 19 Juni 2023. 

Tak dimungkiri, lanjut Aninsa, memang banyak yang beranggapan bahwa usia lima tahun pernikahan adalah masa yang rentan akan konflik. Banyak perceraian terjadi di usia pernikahan ini. Namun, sejatinya konflik bisa terjadi kapan saja, bahkan beberap hari setelah hari pernikahan.

"Hanya saja, kebanyakan pasangan mencoba untuk bertoleransi, dan berupaya untuk saling beradaptasi di tahun-tahun awal pernikahannya."

Salah satu penyebab Usia lima pernikahan menjadi rawan konflik karena kehidupan pasangan menjadi aemakin kompleks. Di usia ini biasanya sudah lahir 1 hingga 3 anak yg masih batita. Selain rasa bahagia dan gembura, muncul juga berbagai kerepotan, keterbatasan, kejengkelan, kejenuhan, bahkan kebosanan dalam rumah tangga.

Jika tidak memiliki ketangguhan yang memadai, maka pasangan ini berpotensi untuk mempertajam konflik, sehingga berujung keinginan untuk berpisah.

Konflik yang berujung pada keputusan untuk berpisah, biasanya disebabkan oleh:

1. Ketidaksesuaian pemikiran dalam menjalani kehidupan pernikahan.

2. Kurangnya toleransi atas kekurangan pasangan.

3. Pihak ketiga yang turut memperkeruh suasana.

4. Masalah kesehatan fisik dan mental yang mungkin mendera keluarga yang sulit dilalui.

5. Terjalin komunikasi yang kurang efektif dalam keluarga

6. Berkurangnya rasa percaya, cinta dan hormat kepada pasangan

7. Mengendurnya komitmen atas pernikahan yang dulu mereka sepakati.

8. Dan faktor-faktor lain seperti: finansial, agama, seksual, kesetiaan, KDRT, dan lain-lain.

9. Agar tetap harmonis, perlu adanya kebersamaan dalam menjalaninya. Tidak ada pernikahan yang langgeng, tanpa diupayakan.

Beberapa hal berikut bisa dilakukan agar pernikahan tetap harmonis

1. Memiliki mimpi indah tentang keluarga yang bahagia, sebagai tautan yang mengingatkan untuk selalu ingin diraih.

2. Mempelajari cara berkomunikasi yang efektif, sehingga pesan tersampaikan dengan baik, tanpa perlu saling menyakiti dan merasa terabaikan.

3. Memahami kebutuhan pasangan, dan berlomba untuk saling membahagiakan.

4. Menggenggam erat komitmen yang telah disepakati, dan saling mengingatkan dengan cara yang lembut jika salah satu mulai mengendurkan genggaman.

5. Berproses untuk belajar memaknai konflik sebagai bagian dari pendewasaan diri, bukan untuk dijadikan alasan perpisahan.

6. Senantiasa memupuk rasa hormat dan kepercayaan kepada pasangan agar terjaga dari godaan yang mungkin tak terhindarkan.

7. Tak henti mencari cara-cara kreatif untuk menggelorakan cinta, agar tak redup apalagi  padam.

PILIHAN EDITOR:

4 Tanda Pernikahan di Ambang Perceraian

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."