8 Tanda Temanmu Adalah Orang yang Narsistik, Butuh Validasi dan Merasa Penting

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi wanita. Freepik.com/Katemangostar

Ilustrasi wanita. Freepik.com/Katemangostar

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Penelitian mengenai persahabatan menunjukkan bahwa orang-orang narsistik membuka pemahaman kita terhadap situasi yang kompleks. Teman narsis memiliki sifat egois yang dapat berdampak besar pada kehidupan kita. Mereka selalu memprioritaskan kebutuhan, keinginan, dan pencapaian mereka sendiri di atas kebutuhan kita, seringkali dengan konsekuensi yang merugikan bagi kita.

Orang-orang ini memiliki kekurangan empati yang nyata. Menjalin hubungan dengan teman narsis dapat mengganggu kesehatan emosional kita, membuat kita merasa dimanfaatkan, tidak penting, atau tidak dihargai.

Ada beberapa tanda untuk mengenali teman narsis di dalam lingkaran pertemanan kalian. Tetapi, penting untuk tidak terburu-buru dalam membuat kesimpulan hanya berdasarkan satu tanda saja. Jika kalian melihat pola perilaku yang konsisten dari tanda-tanda ini, bijaksanalah untuk mengutamakan kesejahteraan mental dirimu dibanding menghadapi orang narsis yang membuat kamu emosi. Apa saja tandanya?

1. Butuh validasi

Individu narsis selalu mencari pujian, yang ditunjukkan oleh keinginan yang kuat untuk mendapatkan persetujuan, pujian, dan perhatian dari orang lain. Mereka akan berusaha keras untuk mendapatkan pengakuan ini karena mereka yakin bahwa mereka pantas mendapatkan pujian dan perlakuan istimewa.

Mereka seringkali menggunakan perilaku mencari perhatian, seperti berlebihan dalam membanggakan pencapaian mereka atau terus-menerus meminta pujian, sebagai cara untuk mengekspresikan kebutuhan mereka akan pujian. Mereka bergantung pada pujian dan pengakuan dari orang lain untuk mempertahankan dan meningkatkan citra diri mereka.

2. Mengutamakan diri sendiri

Orang-orang narsis memiliki pandangan yang terlalu tinggi tentang diri mereka sendiri, yang tercermin dalam keyakinan berlebihan tentang kemampuan, pencapaian, dan nilai mereka secara keseluruhan. Mereka menganggap diri mereka luar biasa dan lebih unggul daripada orang lain. Karena pandangan diri yang terdistorsi ini, mereka secara konstan merasa berhak mendapatkan perlakuan istimewa dan mengantisipasi bantuan dari orang lain.

Mereka sangat yakin bahwa mereka berbeda dari yang lain karena kemampuan, karakter, atau atribut khusus yang mereka miliki. Mereka merasa bahwa orang lain seharusnya mengakui dan menghargai kemampuan luar biasa mereka, dan keyakinan ini memperkuat keinginan mereka untuk mendapatkan perhatian dan penghargaan.

3. Kurangnya empati

Kurangnya empati adalah salah satu karakteristik utama orang narsis. Mereka mengalami kesulitan dalam berhubungan dan memahami pikiran dan perasaan orang lain. Orang narsis menghadapi tantangan dalam merasakan empati karena membutuhkan kemampuan untuk melihat dari perspektif orang lain dan benar-benar terhubung dengan perasaan mereka.

Kurangnya empati pada orang narsis tercermin dalam berbagai cara dalam hubungan mereka. Mereka mungkin mengabaikan perasaan teman mereka sebagai sesuatu yang tidak penting atau menunjukkan sedikit minat terhadap mereka. Ketika teman mereka mengungkapkan masalah atau kekhawatiran mereka, orang narsis mungkin menunjukkan sikap apatis atau bahkan mengkritik perasaan tersebut, mengabaikan pengalaman mereka.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."