Agar Tidak Kena Ghosting, Pahami Bahasa Tubuh Pasangan saat Berkencan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi kencan (pixabay.com)

Ilustrasi kencan (pixabay.com)

IKLAN

3. ‘The Cryptic’ 

‘The Cryptic’ atau ‘Si Misterius’ atau bisa terlihat tidak ramah dan tidak fokus saat berkencan. Posturnya kaku, mereka menjaga jarak secara fisik dan meletakan berbagi batasan antara diri mereka dengan pasangan kencannya, dengan selalu mengangkat dagu dan menjauh kan badan.  

Saat berkencan, kepribadian ini punya kecenderungan datang terlambat, memainkan HP mereka dan jarang mempelopori dalam mengatur kencan atau membangun percakapan selama berkencan! Mereka hadir secara fisik, namun memperlihatkan perilaku yang menandakan bahwa mereka tidak tertarik. 

 Adrianne mengatakan bahwa seseorang mungkin berperilaku seperti ini karena mereka sejujurnya tidak tertarik dengan kamu, tapi mungkin itu adalah cara mereka untuk ‘jual mahal.’

4. The Eager BeaverGrafter’ 

‘The Grafter’ sangat touchy saat berkencan dan akan menunjukan ketertarikan mereka secara jelas, dengan duduk condong ke arah pasangan kencannya dan menatap dengan intens. Mereka menunjukan antusiasme dan keterlibatan secara jelas, melalui postur tubuh yang tegak dan menyeluruh. 

Karakter ini melakukan banyak upaya dalam berkencan dan mungkin terlihat terlalu bersemangat, terlalu cepat, ketika mencoba memenangkan hati pasangan kencan mereka.   

Namun, Adrianne berkata daya tanggap (yang mungkin disalahartikan sebagai terlalu bersemangat) sebenarnya dipandang sebagai salah satu hal yang paling menarik bagi para lajang. Mereka cenderung mempelopori kencan, banyak bertanya, dan ingin sekali membuat pasangan date-nya senang. 

5. ‘The Overthinker’ 

‘Si Pemikir’ atau ‘The Overthinker’ adalah seseorang yang kurang yakin dengan diri sendiri dan lebih ragu-ragu dalam berkencan. Selama kencan, mereka biasanya gelisah, melipat tangan dan terkadang tertawa dengan gelisah atau wajahnya berubah menjadi lebih merah. Mereka cenderung menghindari tatapan mata, menjadi lebih canggung dan menggigit kuku atau bibir mereka.  

Karakter seperti ini akan terlihat pemalu, tercengang saat ditanyakan pertanyaan yang mereka tidak tahu jawabannya, atau sebaliknya, menjadi hiperaktif dan mengoceh.

Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa ‘Si Pemikir’ tidak tertarik, namun Adrianne menyatakan bahwa mereka justru lebih bergantung dengan orang lain. Adrianne kemudian menjelaskan ternyata salah satu upaya untuk mengatasi kegugupan tersebut adalah dengan mengungkapkan perasaan gugup tersebut kepada pasangan kencanmu.  

Adrianne Carter alias The Face Whisperer berkata: “Ada beberapa mitos tentang bahasa tubuh yang anak muda lajang harus ketahui untuk kencan pertama mereka. Salah satu mitos utama yang harus dihilangkan adalah anggapan bahwa kesan pertama selalu benar. Hal ini tidak selalu benar - banyak kencan pertama bisa jadi menakutkan dan ketika diberi kesempatan untuk bersantai, orang cenderung menunjukkan diri mereka yang sebenarnya, selagi kamu mengenal mereka secara lebih baik.” 

Untuk membantu kamu menemukan tanda-tanda ketertarikan selama musim berkencan, Tinder mengungkapkan bahasa tubuh terpopuler yang dapat menunjukan ketertarikan pasangan kencanmu. 

1. Menaikan alis - Alis yang dinaikan dengan senyuman, artinya mereka tertarik dengan kamu! 

2. Mengikuti bahasa tubuhmu - Saat dua orang sudah sinkron, mereka cenderung meniru bahasa tubuh satu sama lain. 

3. Dua kali kontak mata - Coba tatap mata mereka, kemudian alihkan pandangan, dan tatap lagi matanya untuk menggoda mereka. 

4. Menjilati bibir (perempuan) - Bikin bibir kamu terlihat lebih berkilau dan menunjukan ketertarikan selama berkencan.

5. Tunjukan lengan bawah (laki-laki) - Ini bisa menunjukan bahwa kamu percaya diri dan kuat. 

Pilihan Editor: Gaya Berkencan Ini Disukai Gen Z, Tampil Apa Adanya dan Lebih Santai

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Halaman

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."