Tantangan Sonita Lontoh Berkarier di Bidang Teknologi selama 30 Tahun

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Sonita Lontoh. TEMPO/Reyhan

Sonita Lontoh. TEMPO/Reyhan

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Setiap orang punya tujuan berbeda dalam kariernya. Begitu pula dengan Sonita Lontoh yang kini menjabat sebagai Direktur Independen Sunrun, TrueBlue, sekaligus penasihat di Sway Ventures, ketiga perusahaan tersebut berlokasi di Amerika Serikat. Sonita memilih karier di bidang teknologi untuk berkontribusi kepada masyarakat, tak cuma menuntaskan pekerjaan yang diembannya. 

Perempuan berdarah Manado dan Padang itu diketahui telah tinggal dan berkarier di negeri Paman Sam selama hampir 30 tahun. Di sela-sela agenda pribadi dan pekerjaannya ke Jakarta di pertengahan Mei ini, Sonita berbagi kisah awal merintis karier beserta tantangan di bidang teknologi kepada Cantika di Sabtu siang yang cerah.

Awalnya, Sonita mencoba banyak hal saat merintis karier hampir 30 tahun silam. Dia pernah mendirikan perusahan online game bersama kedua teman kuliahnya. Lalu, dia bekerja di bidang konsultan, dan memutuskan untuk studi lagi. Setelah itu, dia memperoleh visi apa yang ingin digelutinya saat dihadapkan dua pilihan pekerjaan, yakni di perusahaan perawatan kesehatan atau  energi.

"Saya menyadari saya menyukai mengoptimalkan penggunaan teknologi baru, and the second (dan yang kedua), saya ingin (berkarier) di bidang itu. Saya ingin berkontribusi untuk masyarakat lewat pekerjaan saya, tidak hanya menjual produk," ujarnya saat ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Sabtu, 20 Mei 2023.

"Green energy, smart energy, saya merasa oke, ini menyenangkan. Di situlah saya memulai merintis karier di teknologi, teknologi bisa mengaktifkan sistem energi baru, lebih ramah lingkungan, lebih efisien, more sustainable (lebih berkelanjutan untuk lingkungan)," kata Magister Teknik, Rantai Pasokan, dan Logistik di Massachusetts Institute of Technology. 

Sonita juga mengatakan bahwa dia bukan tipe yang inventor alias penemu. Keahliannya lebih ke arah melihat bagaimana menggunakan teknologi untuk komersial.

"Kadang saya melihat penemu teknologi, mereka terlalu fokus pada teknologi, tapi tidak tahu bagaimana cara mengadopsinya atau bisnis. Dan, saya rasa keahlian saya, ketika saya melihat teknologi baru, saya membantu perusahaan mengadopsi teknologi tersebut untuk membuat bisnis mereka lebih baik atau membuat bisnis baru," ungkap lulusan Harvard Business School itu.

Baca juga: Kisah Ardelia Apti Merintis Karier di Bidang Teknologi: Ada Ruang Besar yang Perlu Diseimbangkan

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."