Tantangan Sonita Lontoh Berkarier di Bidang Teknologi selama 30 Tahun

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Sonita Lontoh. TEMPO/Reyhan

Sonita Lontoh. TEMPO/Reyhan

IKLAN

Tantangan yang Dihadapi Sonita Lontoh

Dengan sederet pengalamannya duduk di top management perusahaan teknologi seperti Trilliant, Siemens, hingga HP, Sonita telah menghadapi beragam tantangan dalam kariernya. Namun yang paling menantang baginya adalah ketika harus berpikir model bisnis baru yang memanfaatkan banyak teknologi yang terus bertumbuh.

Dia memberi contoh semasa menjabat Chief Marketing Officer Personalization, 3D Printing & Digital Manufacturing di HP (2018 - 2022), mendorong perusahaan yang dikenal secara global dengan printernya untuk lebih mengoptimalkan kekuatan 3D printing mereka.

"Ini hanya contoh, HP sudah melakukannya, tapi saya bantu mereka memikirkan hal lain. Kalau lihat bisnis dental aligner, itu dibuat 3D printing technology. Kita tahu HP bukan perusahaan 3D printing, tapi dia bisa menggunakan teknologi itu untuk mengubah bisnis ortodonti (merapikan gigi)," tuturnya.

"Karena kalau zaman dulu, kita harus ke dokter gigi yang ahli ortodontis, diukur, pakai kawat, dengan aligner mengubah itu semua. Yang paling sulit itu untuk berpikir paradigma baru, ada teknologi, tapi apa yang kita bisa distrupt industrinya dengan teknologi itu. Bukan hanya menjual teknologi itu ke orang lain," lanjutnya.

Sonita kemudian mengisahkan soal perannya dalam mendorong HP membangun bisnis baru di bidang perawatan kaki, tentunya dengan mengoptimalkan kekuatan 3D printing yang dimiliki perusahaan yang didirikan oleh Bill Hewlett dan Dave Packard pada tahun 1939 itu.

Dengan teknologi tersebut, proses pendataan kaki pasien cukup di-scan, lalu diunggah ke komputer, dan dalam waktu dua hingga tiga hari produk siap dikirim ke rumah.

"Bisa dilihat itu model bisnis baru. Itulah yang saya maksud. Ketika kamu punya teknologi baru, tapi kamu harus benar-benar berpikir new business model yang beda banget," jelasnya.

Sonita Lontoh. TEMPO/Reyhan

Perempuan kelahiran 17 Juni itu juga cukup berperan dalam meyakinkan HP merambah bisnis botol kertas. Mengingat industri makanan dan minuman global saat ini mengutamakan produk kertas yang lebih ramah lingkungan. 

"Tren di seluruh dunia saat ini, semua perusahaan makanan dan minuman maunya (kemasan) kertas karena lebih sustainable. Saya meyakinkan HP untuk merilis bisnis baru, kami sebutnya Packaging. HP membeli perusahaan di UK (Inggris), ada perusahaan kecil di sana kalau digabung sama teknologi HP, benar-benar bisa bikin paper bottle yang berkualtas," ujarnya.

"So, the biggest challenge is to think about something different to using technology (Jadi, tantangan terbesar adalah memikirkan sesuatu yang berbeda dalam menggunakan teknologi)," tegasnya.

Bukan Diskriminasi, Lebih ke Asumsi

Salah satu tantangan beberapa perempuan yang berkarier di industri yang didominasi laki-laki adalah diskriminasi. Pembedaan perlakukan seperti porsi peran, ruang berpendapat, hingga peluang naik jabatan berdasarkan jenis kelamin, yang bisa berdampak menghambat karier. Sonita tak merasakan hal itu sepanjang kariernya.

"Berdasarkan pengalaman, saya tidak penah mengalami diskriminasi di pekerjaan. Orang-orang yang saya temui dan bekerja sama dengan saya tidak pernah mendiskriminasi saya karena saya perempuan atau orang Asia. Tapi (kadang diskriminasi) itu karena alam bawah sadar mereka," ujarnya.

Diskriminasi alam bawah sadar yang dia maksud adalah asumsi umum yang mengakar di masyarakat. Dia memberi contoh saat diasumsikan sebagai wakil bukan pimpinan saat melakukan perjalanan dinas ke Eropa bersama salah satu timnya, pria kulit putih.

"Saat berhadapan dengan pelanggan, mereka berasumsi deputi saya adalah bos saya karena dia pria dan kulit putih. Ketika saya memperkenalkan diri, saya adalah pimpinannya, dan dia adalah wakil saya, mereka baik-baik saja. Jadi hanya seperti itu yang saya rasakan karena alam bawah sadar, asumsi ketimbang diskriminasi dalam bekerja," tandas Sonita Lontoh.

Pilihan Editor: Jadi Direktur Perempuan Satu-satunya di PT SMI, Begini Cara Sylvi J. Gani Memimpin

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Halaman

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."