Tips Mengatur Gaji Bulanan Agar Keuangan Tetap Sehat, Rumus Cash Flow 1-2-3-4.

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi wanita mengatur alokasi keuangan. Freepik.com/marymarkevich

Ilustrasi wanita mengatur alokasi keuangan. Freepik.com/marymarkevich

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Salah satu cara agar mengelola keuangan tetap sehat ialah dengan mengelola alokasi gaji bulanan yang sering kali hanya mampir lewat.  Lakukan catat pengeluaran satu hari, tiga hari, atau tujuh hari. Dengan begitu, bisa menemukan pola (keuangan) hari kerja versus akhir pekan dan tahu apa saja pos pengeluaran yang terjadi.

Perencana keuangan yang juga merupakan Lead Financial Trainer dari QM Financial Ligwina Hananto membagikan tips mengatur gaji bulanan untuk mencapai kondisi keuangan yang sehat, dengan rumus cash flow 1-2-3-4.

"Secara umum, pengeluaran dapat dihitung dengan rumus cash flow 1-2-3-4 dari QM Financial, yaitu 10 persen minimal untuk menabung, 20 persen maksimal untuk gaya hidup, 30 persen maksimal untuk cicilan, dan 40-60 persen untuk (pengeluaran) rutin termasuk beramal," kata Ligwina saat dihubungi ANTARA, Senin, 1 Mei 2023. 

Meski demikian, ia menegaskan bahwa besaran tersebut bukan patokan pasti melainkan hanya tolok ukur untuk mengukur kesehatan keuangan seseorang.

Jika sudah berkeluarga atau menopang hidup keluarga besar, maka pos rutin bisa jadi mendominasi lebih dari tolok ukur tersebut. Selain itu, berbagai faktor personal lainnya juga dapat mempengaruhi pengeluaran bulanan seseorang.

"Setiap orang akan memiliki pola pengeluaran masing-masing, sesuai dengan cara hidup masing-masing," imbuhnya. Ligwina juga menekankan pentingnya mencatat pengeluaran agar bisa menemukan pola pengeluaran atau rekam jejak dana yang sudah dikeluarkan.

"Mencatat pengeluaran adalah kegiatan paling membosankan. Tapi, kegiatan ini penting. Lakukan catat pengeluaran satu hari, tiga hari, atau tujuh hari. Dengan begitu, bisa menemukan pola (keuangan) hari kerja versus akhir pekan dan tahu apa saja pos pengeluaran yang terjadi," jelas dia.

Ligwina mengatakan, biasanya setiap orang memiliki pos boros masing-masing. Ada yang boros di pos cicilan utang karena tidak mengendalikan besaran utang, ada yang boros di pos rutin karena harus menopang hidup orang banyak, dan ada juga yang boros di pos gaya hidup.

Namun dari semua itu, menurut dia, yang paling bisa segera disembuhkan adalah boros di pos gaya hidup, yaitu dengan membiasakan hidup sesuai kemampuan, bukan gengsi. Dengan begitu, kondisi keuangan tentu lebih sehat, tabungan dan dana darurat pun bisa terkumpul dengan baik.

Saat menabung, Ligwina mengatakan hal tersebut dapat dilakukan dalam bentuk tabungan perbankan, produk investasi, atau aset ril tergantung dengan tujuan finansial yang ingin dicapai.

"Untuk tujuan finansial jangka pendek di bawah satu tahun, sebaiknya menggunakan produk perbankan agar rendah risiko dan mudah dicairkan," ujar dia.

Ia menambahkan, seseorang juga bisa memiliki beberapa tabungan yang salah satunya dapat digunakan sebagai simpanan dana darurat.

"Bisa saja dana darurat disimpan di produk tabungan, bisa juga punya beberapa tabungan misalnya tabungan A untuk dana darurat dan tabungan B untuk mengumpulkan dana liburan," pungkas Ligwina.

Pilihan Editor: Tips Negosiasi Gaji saat Melamar Pekerjaan, Coba Pakai Efek Bunglon

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."