Mengulik Tren Ramadan Tahun Ini, Masak di Rumah dan Mengirim Hampers

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi hampers/Ilustrasi (Pexels)

Ilustrasi hampers/Ilustrasi (Pexels)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Setiap memasuki bulan puasa, tren Ramadan cenderung berubah. Terlebih kita baru saja melewati masa pandemi yang mengubah gaya hidup selama lebih dari dua tahun. Survei menunjukkan lebih dari 80 persen orang memasak makanan sendiri maupun disiapkan oleh anggota keluarga lain di rumah untuk sahur (90 persen) dan berbuka puasa (83 persen) pada awal Ramadhan tahun ini,menurut hasil survei yang diadakan Jakpat pada 31 Maret 2023.

Survei itu, seperti disiarkan keterangan tertulis, Jumat, 14 April 2023 melibatkan sebanyak 1.371 responden muslim dari berbagai wilayah di Indonesia guna mengetahui kebiasaan mereka terkait makan dan bermedia sosial saat bulan Ramadan.

Survei juga mengungkap jenis makanan yang paling kerap dimasak di awal bulan Ramadhan, yakni berasal dari bahan makanan segar. Sementara itu, jenis makanan yang paling sering dimasak di rumah saat sahur yakni mie instan (44 persen) dan makanan beku seperti nugget atau sosis (42 persen).

Saat berbuka puasa, sebanyak 32 persen responden memilih makanan beku dan makanan siap makan yang bisa langsung disantap setelah dipanaskan atau digoreng seperti ayam ungkep atau rendang.

"Jika dibandingkan dengan laporan Ramadan Jakpat tahun 2022, kita menemukan ada tren penurunan jumlah orang yang melakukan buka puasa di luar rumah. Di saat yang sama, ada tren kenaikan jumlah konsumen yang berbuka puasa dengan cara masak di rumah sendiri," kata Kepala Penelitian Jakpat Aska Primardi.

Aska mengatakan perubahan tren terjadi kemungkinan karena daya beli masyarakat yang menurun sejak Semester II 2022 akibat inflasi, kenaikan harga barang kebutuhan pokok sampai PHK massal.

Masakan rumahan seperti tempe, ayam goreng atau sup sayur, menjadi menu paling populer untuk dipesan secara daring menggunakan aplikasi multiplatform seperti GoFood, GrabFood dan ShopeeFood.

Makanan cepat saji dipilih untuk sahur. Sementara makanan untuk berbuka puasa yang dicari masyarakat adalah masakan Indonesia seperti bakso, mi ayam serta soto.

Mengenai minuman, hampir 50 persen responden memilih minuman berbasis teh saat sahur dan berbuka puasa. Teh celup menjadi tipe minuman yang paling digemari, diikuti minuman berbasis susu dan buah menjadi dua pilihan favorit berikutnya.

Survei Jakpat juga menemukan tiga dari empat responden mengonsumsi suplemen dan vitamin pada awal Ramadhan 2023. Vitamin C (37 persen) dan madu (31 persen) menjadi yang paling banyak dikonsumsi dan sebanyak 64 persen responden mengonsumsinya saat sahur.

Media sosial dan tren hampers

Survei juga menyoroti kebiasaan responden dalam bermedia dan menemukan konsumsi media digital meningkat di siang hari dan menurun saat berbuka puasa. Namun, kebiasaan itu berlaku terbalik untuk Instagram dan kanal televisi nasional. Pengguna Instagram cenderung lebih sering berselancar pada sahur.

Di sisi lain, YouTube menjadi aplikasi yang paling banyak dibuka selama Ramadan, disusul Instagram dan Twitter. Terkait topik yang paling banyak dibicarakan, hampir 50 persen responden memilih hiburan dan kuliner. Topik lain yang juga sering menjadi bahan diskusi yakni olahraga, agama dan informasi terbaru.

Dari sisi penggunaan gawai, hampir seluruh responden menggunakan ponsel untuk beraktivitas digital. Berbicara hampers atau parsel, separuh responden menilai parsel Ramadan sebagai hal penting. Empat dari lima responden memandang parsel sebagai bentuk silaturahmi, terutama Gen Z.

Sementara itu, Gen X (56 persen) dan milenial (49 persen) cenderung melihat hampers Ramadan sebagai bentuk perhatian mereka pada orang-orang yang diberikan.

Sebanyak empat dari lima responden ingin memberikan parsel Ramadan tahun ini. Sejumlah 63 persen berencana memberikan pada kurang dari 10 orang dengan target terbanyak adalah keluarga dan teman-teman.

Lalu, sebanyak 63 persen dari responden berniat memesan hampers Ramadan secara daring, tetapi, mereka ingin memberikannya secara langsung (70 persen).

Tipe barang yang populer sebagai isi parsel yakni sembako serta makanan dan minuman dengan presentase masing-masing sekitar 60 persen.

Soal anggaran, hampir 45 persen responden mengalokasikan Rp100.000 hingga Rp200.000 untuk tiap parsel Ramadhan.

Berkaca dari temuan itu, Aska mengatakan terjadi penurunan daya beli masyarakat. Menurut dia, survei Jakpat pada tahun 2022 menunjukkan mayoritas masyarakat memilih memberikan kue-kue kering sebagai hamper Lebaran.

Sementara tahun ini, mayoritas masyarakat memilih memberikan sembako sebagai hamper. "Jadi sepertinya dalam situasi perekonomian sekarang, masyakarat kembali fokus memenuhi kebutuhan dasarnya terlebih dahulu,” kata Aska.

Pilihan Editor: Tertarik Bisnis Hampers di Bulan Ramadhan? Simak 5 Tips Menjual Produk Ramah Lingkungan

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."