Seni Mengelola Stres ala Dee Lestari, Coba Menurunkan Ekspektasi dan Harapan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Musisi dan penulis novel Dee Lestari merangkum perasaan sedih yang mendalam lewat lagu berjudul

Musisi dan penulis novel Dee Lestari merangkum perasaan sedih yang mendalam lewat lagu berjudul "Berduka"/Foto: Instagram/Dee Lestari

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dalam video YouTube yang diunggah oleh Maudy Ayunda pada saluran YouTube pribadinya, terdapat sebuah konten ngobrol santai yang turut dihadiri oleh seorang penulis Dewi Lestari atau lebih akrab dikenal dengan Dee Lestari. Dalam video yang berjudul "Buka Kartu" ini, Maudy Ayunda mengajak Dewi Lestari untuk saling membuka sebuah kartu yang di dalamnya sudah terdapat pertanyaan acak. 

Beberapa topik yang dihidangkan pun dikemas dengan menarik dan inspiratif, salah satunya adalah bagaimana cara mengelola stres menurut Dewi Lestari. Apa saja? Simak jawabannya.

1. Mandi

Menurut Dewi Lestari, mandi itu seperti membuka halaman baru. "Jadi ketika aku capek selesai nulis sepanjang hari, otak panas dan sebagainya, aku mandi. Best ideas itu muncul ketika aku lagi mandi," ucap Dewi. Ia menjelaskan bahwa mandi adalah kegiatan melepas stres favoritnya dari seluruh kegiatan yang tersedia di dunia ini, selain tidur. 

Lebih lanjut, Dewi mengungkapkan bahwa ide itu muncul seperti aliran air, sesuatu yang flowing dan terus bergerak, oleh karena itu kita pun harus bergerak guna mendapatkan sebuah ide, salah satunya dari mandi itu sendiri. 

Maudy pun turut membenarkan bahwa mandi dapat menjadi wadah untuk kita lebih memberikan "ruang" terhadap diri kita sendiri, dari sekadar berbicara dengan diri sendiri hingga berdiam melamun.

2. Menikmati waktu sendiri

Ketika ditanya kapan saat kamu merasa lebih hidup atau berperilaku menjadi diri sendiri, Maudy menjawab ada dua moment yang membuatnya merasakan perasaan seperti itu. Yang pertama adalah ketika ia sedang sendirian atau berada di sebuah ruang yang terasa aman. "Karena aku introvert, jadi the way I recharge tuh bener-bener dalam kesendirian gitu sih entah itu lagi nulis, atau lagi gak ngapa-ngapain," ungkap Maudy.

Yang kedua, Maudy berkata ketika ia sedang capek, ia akan menghabiskan waktu bersama dengan sang suami. "Ini aneh. Tapi, terakhir-terakhir ini aku kalau lagi capek, aku tuh larinya pengen sama suami aku terus sih," ungkap Maudy.

Lebih lanjut, Maudy mengungkap jika ia sedang bersama dengan sang suami, ia merasa menjadi nyaman dengan diri sendiri. Memiliki seseorang yang dapat dipercayakan untuk bersandar membuat Maudy merasa sang suami adalah 'rumahnya'. "Ternyata, rumah bisa ada di orang juga ya, Mbak," ungkapnya kepada Dewi Lestari. 

Untuk Dewi Lestari sendiri, ia berkata bahwa masa di mana ia merasa 'sangat hidup' adalah ketika ia melakukan pekerjaan yang ia sukai, terutama ketika sedang menulis. "Ketika aku melakukan pekerjaan yang sangat aku suka sih. Terutama ketika menulis," ucap Dewi.

3. Passion

Menyambung pembahasan sebelumnya, Maudy dan Dewi membahas mengenai sebuah passion. Banyak anak muda di luar sana yang sedang mencari kira-kira apa passion yang mereka miliki? Dewi Lestari berpendapat bahwa "Bagi aku, salah satu indikator yang paling terasa, yang paling signifikan, adalah ketika kamu merasa waktu itu melebar. Dimensi waktu terasa bukan lagi menjadi detik ke detik, atau menit ke menit. Namun, kamu merasakan rasa lost the time. Kamu tidak lagi merasa terperangkap dan merasa bahwa kamu di dikte oleh waktu," ungkap Dewi.

4. Mengatasi rasa 'hilang' karena ketidaktahuan

"Aku dulu sempet struggle banget dengan konsep 'not knowing'. Terlebih pada waktu lulus S1, karena menurut aku, selama kita tumbuh dari SD hingga SMA kita selalu tahu apa langkah selanjutnya, karena sudah terstruktur (sudah ada petanya)," ungkap Maudy.

Namun, ia melanjutkan "Setelah lulus kuliah kok ada semacam krisis yang baru, karena kok tiba-tiba aku tidak tahu dan aku gak bisa lagi bersandar kepada orang lain," tambahnya. 

Dewi Lestari dan Maudy Ayunda pun menegaskan bahwa kita harus meminimalisirkan ekspektasi dari hidup dan harapan kita. Karena, semakin tinggi menaruh sebuah ekspektasi, maka semakin tinggi pula tekanan stres yang ditimbulkan.

Pilihan Editor: Rilis Lagu Berduka, Dee Lestari Rangkum Momen Kesedihan dalam Hidup

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."