7 Cara Meningkatkan Keterampilan Komunikasi dengan Pasangan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi pasangan. Freepik.com/Pressfoto

Ilustrasi pasangan. Freepik.com/Pressfoto

IKLAN

Cara Meningkatkan Keterampilan Komunikasi dalam Pernikahan

1. Belajar Menyelesaikan Konflik

Menghindari konflik dengan cara apa pun tidak akan membawa hasil apa-apa karena itu berarti informasi penting tidak tersampaikan. Meningkatkan konflik hingga tak terkendali akan membuat kalian berdua berjalan di atas cangkang telur dan takut untuk mengangkat topik-topik sensitif.

Konflik itu sendiri bukanlah hal buruk, melainkan bagian yang tak terelakkan dari sebuah hubungan. Jika kamu dibesarkan dalam rumah tangga yang selalu diwarnai dengan konflik dan masalah yang tidak terselesaikan, kamu mungkin tidak akan mempercayainya.

Tetapi proses mengatasi konflik dan ketegangan yang melekat, sambil tetap menjaga hubungan positif dengan pasangan akan menjadi pengalaman belajar yang mendalam. Hal ini juga dapat memperdalam keintiman dan rasa saling menyayangi serta memperkuat pernikahan.

2. Mengingat Hal-hal Aman untuk Dikatakan

Ketika kamu takut untuk berkomunikasi dengan pasanganmu, ide untuk menyangkal atau menentang pendapat mereka mungkin tampak gila. Apakah kamu selalu mengatakan hal-hal seperti, "Tidak", "Aku tidak suka itu", "Kamu salah", atau "Aku tidak mau"?

Sekali lagi, kita berbicara tentang hubungan yang tidak kasar di mana salah satu atau kedua pasangan memiliki masalah pribadi dalam mengekspresikan diri. Dalam hubungan yang sehat, pasangan saling berbagi perasaan tanpa rasa takut.

Mereka bahkan saling memanggil satu sama lain untuk "menceritakan masalah mereka" dan meminta bantuan baik dari satu sama lain maupun dari dukungan sosial.

Mereka merasa aman untuk mengatakan "tidak" pada permintaan yang membuat mereka tidak nyaman. Mereka dapat mengekspresikan pendapat tanpa harus meringkuk di pojokan. Mereka dapat mengekspresikan rasa takut dengan kepercayaan bahwa mereka akan ditanggapi dengan penuh kasih sayang.

3. Bertengkar secara Sehat

Pelajari tentang pelaku utama yang meningkatkan konflik dan berjanji pada diri sendiri untuk berhenti melakukannya.

Tangani satu topik pada satu waktu, hindari menyebut nama, bicarakan masalah yang sedang dihadapi dan jangan menyerang orang tersebut. Selain itu, jangan membicarakan topik yang menghasut ketika berada di bawah pengaruh alkohol, dan berusahalah untuk perdamaian, bukannya merasa menang dan benar.

4. Pahami Bahasa Tubuh Pasangan

Ingatlah pepatah lama, "Komunikasi adalah 10 persen dari apa yang kamu katakan dan 90 persen dari bagaimana kamu mengatakannya."

Selalu perhatikan bahasa tubuh agar tetap terlihat tenang. Berhati-hatilah dengan pilihan kata dan nada bicara yang kamu gunakan. Berbicara dengan bebas bukan berarti, "Biarkan saja."

Perhatikan waktu dan lokasi untuk mendiskusikan topik-topik sensitif. Matikan televisi dan ponsel kamu. Tunggulah hingga anak-anak sudah tidur atau keluar rumah. Serta jangan pernah mengejutkan pasangan kamu dengan serangan mendadak "kita harus bicara" atau membuat ancaman.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."