Mengenal Lebih Dekat Sulam Karawo, Kain Khas Gorontolo yang Mempesona

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Model memperagakan busana rancangan desainer Agus Lahinta dalam gelaran Indonesia Fashion Week (IFW) 2023 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu, 22 Februari 2023. Agus menampilkan tiga warna utama yang merupakan tren warna 2023 yakni terakota, hijau dan mustard pada koleksi yang juga menampilkan lima motif karawo untuk masing-masing dua pakaian.TEMPO/ Febri Angga Palguna

Model memperagakan busana rancangan desainer Agus Lahinta dalam gelaran Indonesia Fashion Week (IFW) 2023 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu, 22 Februari 2023. Agus menampilkan tiga warna utama yang merupakan tren warna 2023 yakni terakota, hijau dan mustard pada koleksi yang juga menampilkan lima motif karawo untuk masing-masing dua pakaian.TEMPO/ Febri Angga Palguna

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Terdapat hal berbeda di gelaran Indonesia Fashion Week 2023 yang berlangsung pada 22-26 Februari di Jakarta Convention Center (JCC). IFW 2023 meng-highlight Gorontalo karena memiliki banyak sekali potensi besar, mulai dari keindahan wastra Nusantara-nya yaitu Sulam Karawo maupun alam yang teramat indah.  

Mengangkat tema Sagara dari Timur, yang diambil dari bahasa Sanskerta berarti Lautan Timur, Indonesia Fashion Week 2023 berupaya hadirkan gelombang baru kreativitas dalam dunia fashion dengan menyorot keindahan dan kehidupan bahari Indonesia di Zona Wallacea. Provinsi Gorontalo hadir spesial pada perhelatan 10 tahun atau 1 Dekade IFW kali ini. Dengan menghadirkan 14 Designer Gorontalo yang mengangkat Kain Sulaman Gorontalo Karawo lebih menglobal.

Catatan sejarah menyebutkan Sulam Karawo Gorontalo sudah ada sejak tahun 1600-an jauh sebelum Belanda berkuasa di wilayah tersebut tepatnya pada tahun 1889.  Sulaman ini merupakan sulaman yang dibuat dengan empat tahapan; Pertama, penggambaran, kemudian dipotong dan diiris, lalu dicabut benangnya, dan terakhir disulam. Proses ini memakan waktu cukup lama, sehingga biayanya cukup tinggi.

Sulam karawo adalah karya sulam unik yang menurut APPMI dapat dikembangkan fungsinya tidak hanya untuk produk fashion, namun juga bisa dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai produk rumah tangga seperti taplak dan sarung bantal.

Wiwin, salah satu perajin Sulam Karawo yang sudah 28 tahun menyulam saat ditemui di gelaran Indonesia Fashion Week, Kamis, 23 Februari 2023/Foto: Cantika.com/Ecka Pramita

Salah seorang perajin Sulam Karawo, Wiwin mengatakan selain empat tahapan dasar masih ada proses untuk membuatnya muncul kembali (emboss) sebanyak kelipatannya, jadi total delapan kali tahapan. Selain itu, dalam satu karya bisa dikerjakan lebih dari satu orang yang menjadi tantangan agar tetap selaras. 

Salah satu keunikannya lagi ialah motif tidak bisa mengikuti motif lain yang sudah dibuat orang lain, tetapi kembali pada inspirasi dan kreativitas masing-masing perajin. "Kami mendapatkan inspirasi dari alam dan juga melihat fasilitas gratis di internet seperti pinterest, kami juga diajari mencari ide di sana," tambah Wiwin saat ditemui di booth Provinsi Gorontalo Indonesia Fashion Week, Kamis, 23 Februari 2023. 

Perempuan 32 tahun yang sudah sejak kelas 2 Sekolah Dasar sudah menyulam ini sudah menjadikan tradisi Sulam Karawo sebagai bagian dari hidupnya. "Sejak kecil kami sudah diajari menyulam oleh oran tua, karena buat membantu orang tua sebagai mata pencaharian dan tradisi turun temurun," tambah Wiwin. 

Salah satu filosofi yang bisa diangkat dari Sulam Karowo ialah ketekunan dalam mengerjakan sesuatu, termasuk kain Karawo ini. "Membuat kami, para perajin menjadikan sulam Karawo sebagai kegiatan yang membantu kesejahteraan ekonomi keluarga," tambah Wiwin yang berharap agar kerajinan wastra Indonesia semakin dikenal oleh masyarakatnya sendiri dan juga negara lain. 

Pilihan Editor: Indonesia Fashion Week 2023 Resmi Dibuka, Hadirkan Parade Sulam Karawo dari Gorontalo

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."